PLN Butuh Rp3.000 T untuk Transisi Pasokan Listrik Nasional
Pembangkit Listrik. --FOTO ANTARA
JAKARTA – PT PLN (Persero) memproyeksikan kebutuhan investasi sekitar Rp3.000 triliun untuk merealisasikan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 sebagai dasar percepatan transisi energi dan penguatan kemandirian pasokan listrik nasional.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa RUPTL terbaru menargetkan tambahan kapasitas pembangkit 69,5 gigawatt (GW), dengan porsi energi baru terbarukan mencapai 76%.
’’PLN tidak bisa memenuhi kebutuhan ini sendiri. Kolaborasi menjadi satu-satunya jalan untuk bergerak maju,” ujar Darmawan seperti dilansir dari Antara, Rabu (19/11).
Darmawan memaparkan, pembangunan sistem ketenagalistrikan tersebut juga mencakup 48.000 kilometer jaringan transmisi serta gardu induk berkapasitas 109.000 MegaVolt-Ampere (MVA). Total kebutuhan investasi diperkirakan mencapai Rp 3.000 triliun dalam 10 tahun ke depan.
Darmawan menambahkan, pelaksanaan RUPTL diyakini mampu membuka lapangan kerja secara luas, memperkuat ketahanan energi, menekan emisi gas rumah kaca, serta mendorong peralihan dari energi impor menuju energi domestik.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari menilai percepatan kemandirian energi melalui RUPTL merupakan pilar penting untuk mendukung visi pembangunan ekonomi Presiden Prabowo Subianto, termasuk target pertumbuhan ekonomi delapan persen dalam lima tahun mendatang.
“Pertumbuhan ekonomi delapan persen mustahil dicapai tanpa dukungan sistem kelistrikan yang optimal,” ujar Qodari dalam kesempatan yang sama.