Waspada Digital Burnout!

--FOTO FREEPIK

Digital burnout bukan hanya masalah bagi mahasiswa atau pekerja kantoran. Siapa pun yang terlalu sering berinteraksi dengan layar entah untuk bekerja, belajar, atau sekadar hiburan berisiko mengalaminya.

 

Studi menunjukkan bahwa mahasiswa yang menggunakan smartphone untuk mengakses internet lebih banyak punya tingkat digital burnout yang lebih tinggi dibandingkan yang hanya menggunakan desktop/laptop.

 

Jika tidak diwaspadai, digital burnout bisa mengganggu performa akademik, kualitas tidur, kesehatan fisik, dan kesejahteraan mental secara keseluruhan.

 

Beruntung, ada beberapa cara yang bisa kamu coba untuk menjaga diri dari digital burnout. Pertama, atur batasan jelas antara waktu digital dan waktu offline. Contoh, tetapkan jam tertentu untuk istirahat dari layar.

 

Kedua, prioritaskan aktivitas fisik ringan atau relaksasi yang tidak melibatkan perangkat digital, seperti stretching atau jalan santai. Ketiga, ciptakan lingkungan bebas digital sesekali. Misalnya, tech-free hour saat malam atau saat berkumpul dengan teman.

 

Keempat, tingkatkan kesadaran terhadap bagaimana penggunaan perangkat digital memengaruhi mood dan fisikmu. Bila muncul tanda-tanda tadi, segera kurangi intensitasnya. Jika kamu mengalami gejala yang cukup berat atau terus-menerus, pertimbangkan untuk mencari bantuan konselor atau profesional kesehatan mental

 

Di era yang serbadigital ini, teknologi memang membantu hidup menjadi lebih mudah dan cepat. Namun, tanpa kendali yang bijak, justru kita bisa terjebak dalam kelelahan yang tak terlihat.

 

Menjaga keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata bukan berarti menolak teknologi, melainkan memanfaatkannya secara sehat dan sadar.

Tag
Share