Ragam Hidangan Tradisional Warnai Perayaan Maulid Nabi

PINTEREST-HO-FOTO-FOTO DOK PEMKAB ACEH BESAR-
BANDARLAMPUNG – Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai daerah di Indonesia selalu disemarakkan dengan sajian kuliner khas. Makanan-makanan ini tidak hanya menjadi jamuan untuk masyarakat, tetapi juga sarat makna religius dan budaya yang diwariskan turun-temurun.
Berikut deretan hidangan khas Maulid dari berbagai daerah:
1. Nasi Tumpeng
Hampir di seluruh wilayah Jawa, nasi tumpeng menjadi simbol rasa syukur. Nasi berbentuk kerucut ini disajikan bersama lauk-pauk seperti ayam ingkung, urap sayur, tempe orek, hingga sambal goreng ati. Filosofinya menggambarkan harapan agar umat berada di puncak kebaikan.
2. Ketupat Sumpil (Kendal, Jawa Tengah)
Bentuknya unik, menyerupai limas segitiga dan dibungkus daun bambu. Ketupat sumpil biasanya disantap dengan sambal kelapa, melambangkan kesederhanaan dalam kehidupan.
3. Nasi Suci Ulam Sari (Pacitan, Jawa Timur)
Sajian berupa nasi uduk yang dilengkapi ayam utuh. Kehadirannya dianggap sebagai doa agar keluarga memperoleh keberkahan dan keselamatan.
4. Kuah Beulangong (Aceh)
Kari daging kambing dengan campuran nangka muda ini dimasak dalam wadah besar yang disebut beulangong. Tradisi memasaknya dilakukan secara gotong royong sebagai lambang persatuan.
5. Endog-Endogan (Banyuwangi, Jawa Timur)
Telur rebus yang dihias cantik lalu ditancapkan pada batang pisang. Telur tersebut kemudian dibagikan kepada anak-anak, melambangkan kehidupan baru dan keberlangsungan generasi.
6. Kue Kolombengi (Gorontalo)
Kue berbahan dasar tepung terigu dan telur, dibentuk menyerupai menara kecil di wadah khusus bernama tolangga. Kudapan ini menjadi sajian khas saat perayaan Maulid.
7. Kue Nagasari (Indramayu, Jawa Barat)
Terbuat dari tepung beras dan pisang yang dibungkus daun pisang lalu dikukus. Teksturnya lembut dan rasanya manis, menjadi hidangan pelengkap acara Maulid.
8. Wadai Kararaban (Kalimantan Selatan)
Penganan khas berbahan gula merah dan santan, menghasilkan rasa manis gurih. Biasanya disajikan sebagai kudapan setelah doa bersama.
9. Kue Bugis (Betawi, Jakarta)
Jajanan tradisional dari tepung ketan dengan isian kelapa parut bercampur gula merah. Dibalut daun pisang, kue ini menjadi ciri khas masyarakat Betawi dalam merayakan Maulid.
10. Kue Karas-karas (Banggai, Sulawesi Tengah)
Kue renyah dari campuran tepung beras dan gula merah. Sajian ini kerap dibagikan kepada warga selepas acara Maulid.
11. Bulukat (Aceh)
Kudapan dari ketan yang disajikan bersama kelapa parut dan gula merah. Filosofinya sebagai simbol eratnya persaudaraan antarwarga.
Selain makanan Nusantara, pengaruh kuliner Timur Tengah juga mewarnai perayaan Maulid. Beberapa hidangan yang kerap hadir di antaranya nasi kebuli, biryani, sup harira, hingga baklava.
Aneka sajian ini menunjukkan bahwa peringatan Maulid Nabi tidak hanya sebatas ritual keagamaan, tetapi juga menjadi wadah memperkuat kebersamaan, memperkaya tradisi, serta mempererat tali silaturahmi antarumat.(nca)