Harga Listrik dari Pembangkit EBT Kian Kompetitif dan Efisien
Sekjen Kementerian RSDM Dadan Kusdian menyebut Harga listrik dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sudah hampir mendekati harga listrik berbasis fosil, bahkan ada yang lebih efisien.-FOTO IST/JPNN -
BACA JUGA:Penantian Puluhan Tahun Terjawab, 73 Penggarap Lahan Register 18 Terima Salinan SK Perhutanan Sosial
“Harga listrik PLTS Cirata (5,8 sen dolar AS per kWh) itu angkanya di bawah 6 sen dolar AS per kWh juga. Kalau ingin sederhana hitung saja, misal produksi listrik dari batu bara satu kWh itu perlu sekitar 0,7 sampai 0,8 kilo batu bara,” ujarnya. “Jadi, komponen bahan bakarnya itu bisa langsung dihitung di situ. Yang per sekarang angkanya harus lebih mahal dari yang tadi. Apakah EBT ini kompetitif? sekarang sudah tendensinya ke situ,” jelasnya.
Dengan harga batu bara acuan (HBA) berkisar antara 125-130 dolar AS per ton, maka harga listrik dari EBT sudah dapat bersaing dengan harga listrik berbasis fosil.
“Dengan HBA saat ini berkisar di angka sekitar 130 dolar AS per ton ini sudah bersaing. Jadi, EBT ini sekarang sudah masuk skala keekonomian,” kata dia.
“Kita head to head saja dengan fosil sudah bisa. Jadi, narasi yang ingin saya bangun itu adalah sekarang tidak ada alasan lagi untuk tidak memakai EBT,” pungkas Dadan. (ant/abd)
artikel ini sudah tayang di antaranews.com dengan judul ‘Kementerian ESDM sebut harga keekonomian EBT kian kompetitif’