Ekonomi Umat Bangkit lewat Syariah
FOTO BERSAMA: Para narasumber dan moderator berfoto bersama usai melaksanakan Talkshow Flagship Seminar Ekonomi dan Keuangan Syariah. -FOTO ANGGI RHAISA/RADAR LAMPUNG -
Fesyar Se-Sumatera 2025: Dorong Ekonomi Umat lewat Keuangan Sosial Syariah
BANDARLAMPUNG – Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Se-Sumatera 2025 resmi bergulir di Lampung. Salah satu agenda unggulannya, Talkshow Flagship Seminar Ekonomi dan Keuangan Syariah, digelar Minggu (22/6) di Lampung City Mall, Bandarlampung.
Dengan mengusung tema Optimalisasi Keuangan Sosial Syariah untuk Mendorong Ekonomi Umat, kegiatan ini menjadi panggung sinergi antara regulator, perbankan syariah, dan lembaga penggerak ekonomi umat untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Indonesia, khususnya di Provinsi Lampung.
BACA JUGA: Pelita Air Klaim Raih Laba dan Kinerja Positif Sepanjang 2024
Seminar ini dimoderatori Dr. Arniwita Sy., S.Pd., M.M. yang juga menjabat Wakil Sekretaris III ISEI cabang Jambi. Tampil sebagai narasumber utama Rifki Ismail, Direktur Departemen Ekonomi Syariah (DEKS) Bank Indonesia; Asti Kumala, Branch Manager BTN Syariah Lampung sekaligus perwakilan Asbisindo; dan Hi. Ardiansyah, S.H., Direktur Eksekutif Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Provinsi Lampung.
Dalam pemaparannya, Rifki menegaskan bahwa ekonomi dan keuangan syariah telah menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 sebagai prioritas nasional.
’’Ini menunjukkan komitmen serius pemerintah dalam mendorong ekonomi umat melalui penguatan sistem ekonomi syariah," katanya.
Bank Indonesia sendiri, lanjut Rifki, terus mendukung penguatan ekonomi syariah melalui tiga jalur utama. Yaitu penguatan ekosistem produk halal, seperti makanan halal, pariwisata ramah muslim, digitalisasi, dan produk hijau.
Kemudian, penguatan keuangan syariah yang mencakup keuangan komersial dan sosial secara terpadu. Terakhir, strategi literasi ekonomi syariah serta penguatan kampanye gaya hidup halal melalui festival seperti Fesyar.
Rifki juga mengungkap bahwa BI bersama OJK dan BWI telah memulai program lelang wakaf sebagai bagian dari Gerakan Sadar Wakaf.
’’Tahun 2024 lalu, kita inisiasi 99 program wakaf produktif di seluruh Fesyar regional dan ISEF. Ini langkah konkret untuk memberdayakan umat melalui instrumen sosial syariah," ujar Rifki.
Dia melanjurkan dengan adanya dukungan penuh dari Bank Indonesia, sinergi dunia perbankan, dan komitmen pengelolaan sosial berbasis syariah, diharapkan mampu menjadi titik balik kebangkitan ekonomi umat, khususnya di daerah yang masih tertinggal secara ekonomi seperti Lampung.
’’Ekonomi syariah tak akan bergerak kalau umatnya diam. Mari kita mulai dari sekarang, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari masjid terdekat," pungkas Rifki Ismail, menyemangati peserta seminar.
Sementara, Asti Kumala dari BTN Syariah menjelaskan bahwa bank syariah saat ini diakui sebagai lembaga penerima wakaf uang serta mitra strategis pengelolaan Ziswaf (zakat, infak, sedekah, wakaf).