Daya Saing Indonesia Turun ke Posisi 40

daya saing indonesia turun ke posisi 40 jakarta – dalam laporan terbaru world competitiveness ranking (wcr) 2025 yang dirilis imd world competitiveness center (wcc), daya saing indonesia mengalami penurunan tajam. tahun ini, indonesia turun 13 peringkat ke posisi 40 dari sebelumnya di posisi 27 pada 2024. penurunan ini menjadi perhatian serius, mengingat sebelumnya indonesia sempat menunjukkan tren positif selama dua tahun berturut-turut.   sementara negara tetangga malaysia justru mencatatkan lompatan signifikan, naik 11 tingkat ke posisi 23. peringkat teratas ditempati oleh swiss diikuti oleh singapura dan hongkong sar.   wcc menyebutkan bahwa dari empat komponen utama penilaian, yaitu performa ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan infrastruktur, indonesia mengalami penurunan pada tiga aspek terakhir. hanya performa ekonomi yang stagnan, bukan membaik.   pada sektor efisiensi pemerintah, kerangka kerja institusional indonesia turun drastis dari peringkat 25 menjadi 51. masalah seperti tingginya struktur biaya, sulitnya prosedur pendirian usaha baru, dan lemahnya kekuatan paspor indonesia menjadi catatan utama.   penurunan juga terjadi dalam aspek investasi internasional, dari peringkat 36 ke 42. ekspor jasa komersial indonesia tergolong rendah, hanya menempati peringkat 63 dari 69 negara. artinya, daya saing ekspor indonesia masih perlu banyak perbaikan.   kenaikan tarif oleh amerika serikat terhadap produk indonesia turut memukul sektor ekspor sebagaimana dijelaskan oleh direktur wcc imd arturo bris.   aspek infrastruktur, terutama teknologi, turut menyumbang penurunan peringkat. indonesia berada di posisi ke-66 untuk belanja kesehatan dan ke-66 pula untuk belanja pendidikan. kecepatan internet indonesia juga sangat rendah (hanya 28,9 mbps), jauh di bawah rata-rata global 138 mbps.   diketahui, world competitiveness ranking (wcr) adalah laporan tahunan yang dikeluarkan oleh imd untuk mengevaluasi kemampuan negara dalam menciptakan lingkungan yang mendukung daya saing perusahaan.   penilaian dilakukan terhadap 69 negara berdasarkan lebih dari 330 indikator yang dikelompokkan dalam empat faktor utama. yakni kinerja ekonomi, efisiensi pemerintahan, efisiensi bisnis, dan infrastruktur.   wcr dianggap sebagai salah satu indeks paling prestisius di dunia yang banyak digunakan oleh pemerintah dan pelaku usaha untuk mengukur posisi kompetitif suatu negara.   peringkat daya saing 69 negara versi imd 2025 yang dirilis oleh imd beserta status perubahannya dibandingkan tahun sebelumnya, swiss menempati posisi pertama setelah naik satu peringkat. diikuti oleh singapura yang turun satu posisi ke peringkat kedua dan hongkkong sar yang naik dua posisi ke urutan ketiga.   denmark turun satu tingkat ke posisi empat, sementara uni emirat arab dan taiwan masing-masing naik dua tingkat ke posisi lima dan enam. irlandia dan swedia mengalami penurunan peringkat, masing-masing tiga dan dua tingkat. kanada mencatatkan kenaikan signifikan delapan tingkat ke posisi 11, sementara amerika serikat justru turun satu tingkat ke posisi 13.   jerman naik lima tingkat ke posisi 19, sedangkan australia mengalami penurunan lima tingkat ke posisi 18. malaysia menjadi negara dengan lonjakan terbesar, naik 11 peringkat ke posisi 23, menyalip indonesia yang turun drastis 13 peringkat ke posisi 40.   beberapa negara lain yang mencatatkan kenaikan signifikan adalah lituania (+9), latvia (+7), hungaria (+6), brasil (+4), dan argentina (+4). sementara itu, polandia dan turki mengalami penurunan yang cukup tajam masing-masing turun 11 dan 13 peringkat.   negara-negara dengan posisi stabil tanpa perubahan, antara lain, austria, oman, estonia, slovenia, kenya, dan namibia. di posisi paling bawah, venezuela menempati urutan ke-69 setelah turun dua peringkat dari tahun sebelumnya.   penurunan signifikan peringkat indonesia dalam indeks daya saing global menjadi peringatan serius bagi pemerintah dan sektor swasta. perlu ada langkah konkret untuk memperbaiki kualitas infrastruktur, reformasi kebijakan pemerintah, serta peningkatan produktivitas tenaga kerja. (beritasatu.com/c1)  

Tag

Share

• 
• 
• 
• 
•