One Piece Live Action Musim Kedua Sajikan Arc Drum Island

Akhirnya musim kedua One Piece Live-Action datang. Berikut fakta menarik yang ada.-foto Netflix-

DUA tahun setelah debutnya yang sukses, serial live action One Piece di Netflix bersiap meluncurkan musim keduanya pada tahun 2026 mendatang.
Kabar tersebut diumumkan dalam acara Tudum 2025, yang juga memperkenalkan karakter baru yang sangat dinantikan: Tony Tony Chopper.
Chopper, merupakan dokter berbentuk rusa kutub yang bergabung menjadi anggota kru Topi Jerami, akan diperankan oleh aktris Mikaela Hoover melalui teknologi CGI dan motion capture.
Penampilan pertamanya di acara Tudum memukau para penggemar. Pun, menambah antusiasme menjelang perilisan musim kedua. Berikut beberapa fakta menarik seputar musim kedua One Piece live-action:
Tony Tony Chopper akhirnya muncul dalam adaptasi live-action. Karakter yang sangat dicintai oleh para penggemar itu dikenal sebagai dokter mungil berbentuk rusa kutub. Ia memakan buah Hito Hito no Mi. Sehingga membuatnya bisa berbicara dan berpikir seperti manusia.
Dalam versi live-action, Chopper diperankan oleh Mikaela Hoover—aktris yang dikenal lewat perannya dalam Guardians of the Galaxy—dengan bantuan teknologi CGI dan motion capture.  Hoover dipilih karena dia memiliki pengalaman dalam proyek-proyek berteknologi tinggi. Aktris itu dinilai mampu menangkap kepribadian Chopper yang polos, lucu, namun sangat berdedikasi.
Dalam trailer pendek yang dirilis di Tudum 2025, tampak Chopper berinteraksi dengan Luffy dan Zoro dalam satu adegan dramatis yang langsung menyita perhatian. Netflix juga bekerja sama dengan tim efek visual dari Weta Digital, yang sebelumnya menangani film-film besar seperti The Lord of the Rings dan Avatar, untuk memastikan visualisasi Chopper tampak alami.
Hasilnya, Seekor rusa mini berbicara dengan ekspresi yang hidup dan gerakan yang luwes. Memukau siapa pun yang menonton. Kehadiran Chopper juga menjadi penanda penting dalam perjalanan kru Topi Jerami, mengingat peran medisnya sangat vital dalam pertarungan-pertarungan mendatang.
Tak heran jika banyak penggemar menganggap momen itu sebagai tonggak sejarah dalam adaptasi live-action One Piece. Musim kedua akan mengangkat Arc Drum Island, salah satu bab penting dalam manga One Piece. Di situlah kru Topi Jerami bertemu Chopper dan menghadapi Wapol, raja tiran yang pernah memerintah pulau bersalju tersebut.
Dengan latar penuh salju dan iklim dingin ekstrem, tantangan produksi menjadi jauh lebih besar dibandingkan musim pertama.  Netflix dilaporkan membangun set buatan bersalju yang masif di studio luar Johannesburg, Afrika Selatan, lengkap dengan simulasi badai salju dan suhu beku buatan.
Hal itu dilakukan untuk menjaga imersi penonton tanpa harus bergantung penuh pada efek visual. Beberapa adegan bahkan mengambil gambar di pegunungan Alpen Swiss. Arc tersebut juga memperkenalkan dua tokoh penting lainnya. Yakni Dr. Kureha yang eksentrik dan Hiluluk, sosok inspiratif dalam masa lalu Chopper.

Kabar terbaru menyebutkan bahwa Jamie Lee Curtis tengah dalam tahap akhir negosiasi untuk memerankan Dr. Kureha. Jika berhasil, itu akan menjadi kolaborasi besar antara Hollywood dan franchise Jepang.
Visualisasi Drum Island disebut-sebut menjadi salah satu kekuatan musim kedua. Perpaduan antara lanskap salju yang luas, arsitektur unik Kastil Drum, dan atmosfer dingin menghadirkan tantangan sinematik tersendiri.
Kru produksi menjanjikan pengalaman visual yang memikat. Dengan pengambilan gambar sinematik yang lebih matang dibanding musim pertama. Dengan penekanan pada emosi, musim ini diyakini akan lebih menyentuh dibanding sebelumnya. Terutama kisah Chopper yang berakar dari trauma dan pencarian identitas, akan membawa warna emosional yang kuat ke dalam cerita.
Salah satu kunci keberhasilan musim pertama One Piece live-action adalah keterlibatan langsung sang kreator Eichiiro Oda. Hal itu berlanjut di musim kedua. Lewat surat terbuka yang dirilis pada Maret 2025, Oda menegaskan bahwa ia tetap menjadi pengawas kreatif utama.

Oda disebut menolak beberapa skrip awal yang tidak sejalan dengan semangat cerita aslinya. Ia juga secara aktif memberi masukan terhadap desain kostum, alur adegan penting, hingga karakterisasi tokoh.

Oda bahkan mengatur bagaimana wajah Chopper harus diekspresikan di CGI agar tidak kehilangan sisi imut dan manusiawinya.

Selain itu, ia juga terlibat dalam memilih aktor untuk beberapa karakter baru. Salah satunya adalah casting Dalton, pemimpin pasukan penjaga Drum Island, yang Oda sebut sebagai “sosok kunci dalam membentuk moralitas Chopper”. Perhatian detail itu menunjukkan betapa seriusnya Oda menjaga integritas ceritanya.

Para pemain utama seperti Iñaki Godoy (Luffy) dan Mackenyu (Zoro) juga mengungkapkan bahwa mereka kembali berdiskusi langsung dengan Oda untuk pendalaman karakter. Termasuk dialog-dialog penting yang ingin mereka ucapkan persis seperti versi manga.
Dengan tetap hadirnya Oda di balik layar, penggemar bisa bernapas lega. Adaptasi itu tetap berada dalam jalur yang setia pada semangat aslinya. Sekaligus membuka ruang eksplorasi baru yang tak mengkhianati sumber cerita.

Musim pertama live-action One Piece berhasil mematahkan kutukan adaptasi anime di layar kaca. Ia bukan hanya disukai oleh penggemar lama, tapi juga menggaet penonton baru yang belum pernah membaca atau menonton animenya. Karena itu, ekspektasi terhadap musim kedua sangat tinggi.

Dari sisi produksi, Netflix tampaknya tak main-main. Dari pemilihan lokasi, teknologi efek visual, hingga kolaborasi lintas benua untuk memastikan kualitas akting dan sinematografi.

Namun yang paling menjanjikan tetaplah satu hal: semangat orisinal dari manga masih terasa hidup di setiap frame-nya. Jika musim kedua bisa mempertahankan kualitas dan kedalaman emosi seperti yang dijanjikan, bukan tidak mungkin One Piece akan menjadi standar baru bagi adaptasi live-action anime di masa depan. (disway/nca)

Tag
Share