Investasi Sektor Pangan, Belanda Siap Kirim 30 Perusahaan ke Indonesia

KUNJUNGAN: Duta Besar Belanda untuk Indonesia Marc Gerritsen saat berkunjung ke kantor Kementerian Pertanian di Jakarta, Rabu 14 Mei 2025. -Foto : Muhammad Farhan/ Beritasatu.com -

Jakarta - Investasi pangan dan hortikultura menjadi fokus utama dalam kunjungan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Marc Gerritsen, ke kantor Kementerian Pertanian. 

Kunjungan tersebut membahas peluang kerja sama strategis antara Indonesia dan Belanda pada dua sektor tersebut.

Dubes Marc disambut langsung oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Dalam pertemuan itu, Marc menyampaikan rencana Belanda untuk mengirim lebih dari 30 perusahaan di bidang hortikultura dan teknologi pangan ke Indonesia sebagai bagian dari investasi pangan jangka panjang.

BACA JUGA:Unila Dukung Riset Kelautan dan Aksi Iklim

Marc memberikan apresiasi atas kemajuan sektor pertanian Indonesia dalam mencapai swasembada pangan. Ia menekankan bahwa Belanda, sebagai negara dengan teknologi pertanian maju, siap mendukung Indonesia melalui kerja sama konkret.

"Pada Juni nanti, kami akan mengadakan misi ekonomi ke Indonesia yang dihadiri oleh menteri perdagangan dan wakil menteri pertanian Belanda, bersama lebih dari 30 perusahaan hortikultura yang ingin berinvestasi di sektor pangan dan agrikultur Indonesia," ujar Marc dalam konferensi pers di kantor Kementan, Rabu (14/5/2025).

Dalam konteks investasi pangan ini, Marc menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan asal Belanda akan membawa teknologi, seperti rumah kaca (greenhouse), sistem budidaya modern, pengembangan benih unggul, dan teknologi bibit berkualitas tinggi untuk mendukung produksi pangan nasional secara efisien.

“Dengan teknologi kami, satu hektare lahan di dalam rumah kaca bisa menghasilkan pangan dalam jumlah besar. Jadi tidak perlu banyak lahan untuk mencukupi kebutuhan pangan," jelasnya.

Sementara itu, Mentan Amran menyambut baik kerja sama ini, terutama karena fokusnya adalah sektor hortikultura yang berkontribusi besar terhadap ketahanan dan keberlanjutan produksi pangan nasional.

Ia menyebut, kerja sama serupa telah dimulai di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, dan Purwakarta, Jawa Barat.

“Kita sudah mulai kerja sama di dua lokasi, bahkan seed center di Purwakarta juga sudah dibangun. Ini akan kami akselerasi,” tutur Amran.

Amran juga menyatakan bahwa kerja sama ini menjadi inovasi penting dalam pengembangan investasi pangan, mengingat teknologi Belanda terbukti mampu meningkatkan efisiensi lahan hingga sepuluh kali lipat. Namun, ia mengingatkan perlunya kajian terhadap aspek harga komoditas agar tetap kompetitif di pasar lokal.

“Negara kita luas, iklimnya bagus, dan biaya produksinya rendah. Ini harus jadi pertimbangan dalam menyusun strategi investasi ke depan,” pungkas Amran.

Dengan terobosan ini, investasi pangan dari Belanda diharapkan bisa menjadi langkah maju dalam memperkuat ketahanan pangan Indonesia sekaligus membuka peluang kerja sama yang lebih luas di sektor agrikultur masa depan.

Tag
Share