Sah! 844 BUMN Jadi Bagian dari Danantara

FOTO Nurul Fitriana/JawaPos.com CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara Rosan Roeslani dalam acara Town Hall Danantara Indonesia di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Senin (28/4).--Foto Nurul Fitriana/JawaPos.com
JAKARTA - CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Roeslani mengumumkan sebanyak 844 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menjadi milik Danantara. Seluruh BUMN itu secara resmi tergabung sejak Jumat, 21 Maret 2025.
’’Alhamdulillah, sejak 21 Maret 2025, seluruh BUMN yang berjumlah 844 ini, laporan Bapak Presiden sudah resmi menjadi bagian, menjadi milik Danantara Indonesia," kata Rosan Roeslani dalam acara Town Hall Danantara Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Senin (28/4).
Lebih lanjut, Rosan juga membeberkan bahwa sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto bahwa Danantara adalah penjabaran dari Pasal 33. Di mana, kata dia, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.
"Perekonomian Indonesia disusun, bukan tersusun. Tersusun kita menyerahkan kepada mekanisme pasar sepenuhnya," beber Rosan.
"Kita menghormati mekanisme pasar, tetapi juga pemerintah berhak mengintervensi apabila mekanisme pasar itu sudah jauh melenceng daripada kepentingan nasional dan juga pembangunan nasional ke depan," sambung Rosan Roeslani.
Oleh sebab itu, Rosan Roeslani juga menyebut bahwa kehadiran Danantara merupakan satu bentuk konkret dari kehadiran pemerintah dalam menjaga pertumbuhan perekonomian Indonesia ke depan. Terlebih, CEO Danantara yang sekaligus merupakan Menteri Investasi dan Hilirisasi ini mengklam bahwa Danantara hadir dalam waktu yang sangat tepat.
"Kenapa? Karena kalau kita lihat akhir-akhir ini tensi dari geopolitik, geoekonomi yang sudah semakin meningkat tajam. Menyadarkan banyak bangsa di dunia ini bahwa kita harus bersandar pada kekuatan ekonomi kita sendiri," klaim Rosan Roeslani di hadapan ratusan direktur BUMN.
Menurut Rosan Roeslani, di tengah gejolak geopolitik dan geoekonomi yang terjadi, Indonesia tidak bisa bersandar pada eksternal kekuatan ekonomi orang lain atau bangsa lain. "Oleh sebab itu, kehadiran Danantara benar-benar hadir pada waktu yang sangat tepat. Oleh sebab itu, sejak di-launching langsung oleh Bapak Presiden pada tanggal 24 Februari 2025 ini, kami langsung bergerak cepat," tutupnya.