Polres Waykanan Masih Tunggu Hasil Ekshumasi Jenazah Brigadir Erik

Kasatreskrim Polres Waykanan AKP Sigit Barazili.-Foto Hermansyah/Radar Lampung -
BLAMBANGANUMPU - Belum juga adanya penjelasan resmi dari kepolisian terkait hasil ekshumasi jenazah Brigadir Erik Alniaro yang dilakukan 17 Maret 20245 alu menjadi pertanyaan.
Kapolres Waykanan AKBP Adanan Mangopang melalui Kasatreskrim AKP Sigit Barazili menyatakan saat ini pihaknya memang sedang menunggu hasil yang diberikan oleh tim Biddokkes Polda Lampung.
"Saat ini tim Bidokkes Polda Lampung bersama Satreskrim Polres Waykanan masih bekerja secara ilmu kedokteran tentang penyebab kematian serta ada tidaknya kejanggalan dengan pihak RSUD Ciamis Jawa Barat. Di sana ada ahli forensik yang bisa kita gunakan pendapatnya, Apapun hasil dari ekshumasi ini, nanti setelah keluar hasil akan kita sampaikan,” ujar AKP Sigit Barazili.
Sigit membantah dengan tegas dugaan ketidakprofesionalan dalam menangani kasus tersebut, dimana menurutnya sejak awal peristiwa, pihaknya bergerak cepat sesuai prosedur yang ada.
Komunikasi dengan keluarga terus dilakukan, baik dengan istri almarhum maupun keluarga. Bahkan Polres Waykanan bersedia memenuhi permintaan eksumasi keluarga meskipun sebelumnya saat awal kejadian keluarga dengan keras menolak pelaksanaan autopsi terhadap jenazah Erik Alniaro.
"Keluarga besar baik Istri maupun orang tua kandung menolak, dan membuat surat pernyataan penolakan autopsi, dan menyatakan menerima bahwa hal tersebut merupakan musibah. Namun sekitar sebulan kemudian mereka minta ekshumasi. Tetap dengan humanis dan keprofesionalan kami penuhi permintaannya. Nah sekarang masih proses menunggu hasil ekshumasi yang sudah dilakukan," papar Kasatreskrim.
Jadi ia membantah ketiadaan profesionalisme seperti yang dikatakan oleh tim kuasa hukum keluarga korban Brigpol Erik Alniaro yang tengah beredar tersebut.
Meski demikian, sama seperti pihak keluarga korban, Polres Waykanan tetap berupaya keras agar kasus ini berjalan sesuai harapan dan dapat diungkap tuntas.
Diterangkan, Brigadir Erik Alniaro yang merupakan anggota Banit Reskrim Polsek Pakuan Ratu, ditemukan meninggal dunia di rumahnya dengan kondisi leher terluka parah di Kampung Banjar Negara, Kecamatan Baradatu, Waykanan, pada sore hari (7/1) lalu.
Pada saat itu Alipir (62) ayah kandung korvan merasa ada banyak kejanggalan dalam kematian anaknya tersebut, karena pada jasad anaknya selain luka besar di bagian leher juga ditemukan lebam di bagian lengan dan bagian punggungnya.
Kemudian, setelah enam hari dari kematian putranya, sang ayah mendapatkan foto bekas luka anaknya dari pihak rumah sakit dengan luka sayatan yang begitu besar.
"Setelah melihat foto itu, saya merasakan kecurigaan yang luar biasa bahwa anak saya itu bukan bunuh diri, melainkan dibunuh," tambahnya.
Orang tua korban juga mengungkapkan saat dimandikan jenazah terdapat lebam di lengan kanan dan ada bekas cengkraman. Lalu tangan kirinya keram seperti cengkraman, dan di bagian belakang (punggung) ada lebam hitam sehingga memperkuat kecurigaan mereka.
"Jadi saya atas nama keluarga besar, saya selaku ayah kandungnya, berharap sekali, andaikata anak saya dibunuh, siapa pelakunya dan saya minta keadilannya. Bahkan sampai sekarang, belum ada kabar berita dari pihak kepolisian kepada kami sebagai keluarga," katanya.(*)