UBL Apresiasi Pemprov Lampung Bentuk Bank Sampah

Dr. Eng. Dadang Hartabela-FOTO IST -

BANDARLAMPUNG - Universitas Bandar Lampung (UBL) mengapresiasi langkah Pemprov Lampung membentuk Bank Sampah Induk di setiap kecamatan dan Bank Sampah Unit di setiap RW. Hal ini diungkapkan akademisi UBL, Dr. Eng. Dadang Hartabela.

 

"Langkah Pemprov Lampung membentuk Bank Sampah Induk di setiap kecamatan dan Bank Sampai Unit di setiap RW bukan sekadar program pengelolaan sampah biasa. Namun, bisa jadi pintu masuk menuju perubahan budaya masyarakat dan lingkungan yang lebih sehat serta berkelanjutan," kata Dadang. 

 

Wakil direktur SDGs Center UBL ini juga melihat kebijakan tersebut sangat sejalan dengan semangat pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs). ’’Khususnya tujuan 11 tentang kota yang layak huni serta tujuan 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Saya teringat pengalaman ketika tinggal dan menempuh studi di Kitakyushu, Jepang, kota yang dikenal sebagai salah satu yang terbaik dalam pengelolaan sampah di dunia. Di sana, memilah sampah bukan lagi tugas tambahan. Tapi, sudah jadi kebiasaan hidup sehari-hari," ujarnya.

 

Dosen arsitektur UBL ini melanjutkan, warga tahu kapan harus buang sampah plastik, kertas, organik, atau elektronik karena jadwalnya jelas dan fasilitasnya mendukung. "Terpenting semua itu berjalan karena edukasi dan partisipasi masyarakat berjalan beriringan," ungkap Dadang.

BACA JUGA: Prodi TI IIB Darmajaya Miliki Berbagai Keunggulan

Semangat inilah, kata Dadang, yang bisa kita adaptasi di Lampung. ’’Bank Sampah bukan sekadar tempat menabung sampah. ’’Tetapi, juga bisa menjadi ruang belajar bersama tentang memilah, mengolah, bahkan menciptakan nilai ekonomi dari sampah. Kalau dijalankan dengan serius dan melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah, kampus, hingga komunitas Bank Sampah, bisa jadi kekuatan besar untuk mengubah wajah lingkungan kita," jelasnya.

 

Tentu saja, kata Dadang, tantangan pasti ada mulai dari kesadaran masyarakat, keterbatasan dana, hingga pengelolaan yang konsisten.  ’’Kalau kita punya visi yang sama dan berjalan bersama, semua itu bisa diatasi. Mari kita jadikan program Bank Sampah bukan sekadar proyek jangka pendek. Tapi, gerakan kolektif menuju Lampung yang lebih bersih, sehat, dan berdaya. Bukan tidak mungkin, suatu saat nanti Lampung bisa jadi contoh nasional bahwa perubahan besar bisa dimulai dari lingkungan terkecil RW kita sendiri," ungkapnya. (rls/gie)

 

Tag
Share