Whoosh Akan Dioperasikan SDM Indonesia, Tak Lagi dari Tiongkok

KERETA CEPAT: Kereta cepat Whoosh tiba di Stasiun Halim, Jakarta.-FOTO DERY RIDWANSAH/JAWAPOS.COM -
JAKARTA - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan seluruh perjalanan Whoosh sudah dioperasikan oleh masinis dan teknisi kereta dari Indonesia mulai Kamis (10/4). Adapun sebelumnya posisi tersebut masih diisi dan dijalankan oleh pekerja Tiongkok.
General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa mengatakan saat ini KCIC sudah memegang kendali penuh atas seluruh operasional dan pelayanan dalam perjalanan Whoosh. Mulai masinis, teknisi, chief conductor, kondektur, pramugari, keamanan, hingga kebersihan semuanya sudah dipegang oleh SDM Indonesia.
Eva menyebut, sudah terdapat 34 masinis Indonesia dan 21 teknisi yang telah siap mengoperasikan Whoosh sebanyak 62 perjalanan per hari. Selain itu, sebanyak 33 masinis dan 14 teknisi lainnya direncanakan akan melaksanakan handover serupa pada Agustus 2025.
’’Seluruhnya petugas operasional Whoosh telah mengikuti pelatihan sejak Februari 2023 dari mulai teori, praktik, on job training, sertifikasi kementerian, dan asesmen oleh tenaga profesional asal Tiongkok,” kata Eva.
“Selama proses transfer knowledge tersebut, para personel juga dibekali kemampuan untuk menghadapi berbagai skenario guna memastikan keselamatan dan kelancaran operasional,” sambung Eva.
Eva memastikan bahwa proses transfer knowledge untuk masinis Whoosh juga lebih cepat dari perencanaan awal. Jika di Tiongkok proses ini memerlukan waktu hingga 3 tahun, untuk proses yang dilalui pada pengoperasian Whoosh hanya memerlukan 1,5 tahun.
Selain itu, proses transfer knowledge menjadi lebih cepat lantaran para masinis tersebut sebelumnya merupakan masinis KAI yang berpengalaman mengemudikan kereta konvensional selama 3.000 jam atau 100.000 km.
Bagi Eva, tahapan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah perkeretaapian Indonesia sekaligus menandai kemandirian Indonesia dalam pengoperasian kereta cepat pertama di Asia Tenggara.”Kepercayaan ini menjadi bukti bahwa SDM Indonesia mampu mengoperasikan moda transportasi modern dengan teknologi terbaru serta standar keselamatan yang tinggi.” tutur Eva. (jpc/c1/ful)