BRIN Tawarkan Kolaborasi Riset kepada Perguruan Tinggi

TAWARKAN KOLABORASI RISET: Tim Pusat Riset Biomedis, Organisasi Riset Kesehatan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengunjungi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL), Kamis (10/4).--FOTO HUMAS UIN RIL
BANDARLAMPUNG - Tim Pusat Riset Biomedis, Organisasi Riset Kesehatan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengunjungi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL), Kamis (10/4). Tim BRIN terdiri atas Prof. Dr. Sunarno, M.Si., Med.; dr. Fitriana, Sp.MK3.; dan Dr. Abdul Hadi Furqon.
Tim BRIN memaparkan sejumlah peluang kolaborasi riset yang dapat dijalin bersama perguruan tinggi, khususnya UIN RIL. Di antaranya elektronika dan informatika; hayati dan lingkungan; nanoteknologi dan material; kesehatan; energi dan manufaktur; kebumian dan maritim; ilmu pengetahuan sosial dan humaniora; arkeologi, bahasa, dan sastra; pertanian dan pangan; penerbangan dan antariksa; tenaga nuklir; serta tata kelola pemerintah, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.
BRIN juga menawarkan sejumlah skema program untuk mendukung riset di lingkungan perguruan tinggi keagamaan islam negeri (PTKIN) maupun perguruan tinggi umum (PTU) di Indonesia. Skema tersebut meliputi pendanaan penelitian mahasiswa dengan fokus kesehatan pesantren, program post doktoral, skema riset asisten bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian, serta program degree by research untuk jenjang S-3 yang terbuka bagi putra-putri bangsa tanpa batasan usia.
Karena fokus utama audiensi ini berada pada riset hayati dan lingkungan, maka undangan diberikan khusus kepada dosen-dosen dari rumpun sains dan teknologi, khususnya bidang biologi dan kimia.
Kepala Pusat Penelitian LP2M UIN RIL Prof. Dr. Hj. Yuberti, M.Pd. mengapresiasi peluang kerja sama yang ditawarkan BRIN. Ia berharap para dosen dapat merespons secara cepat peluang ini dan segera menindaklanjuti dengan langkah-langkah konkret.
’’Ini merupakan potensi yang sangat baik, Bapak-Ibu. Tawaran dari BRIN tadi bisa kita respons baik sebagai mitra maupun tim pengusul. Terutama bagi Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek), khususnya Prodi Biologi yang sudah banyak membimbing mahasiswa dengan topik riset sejalan dengan skema BRIN,” ujar Prof. Yuberti.
Meskipun saat ini topik riset kimia belum banyak tersentuh, kata Prof. Yuberti, peluang ke depan sangat terbuka lebar. ’’Terutama dengan adanya pendanaan dan dukungan dari BRIN bagi mahasiswa maupun dosen yang ingin mengembangkan riset berkualitas,’’ ungkapnya. (rls/c1)