Cetak Sarjana Siap Kerja, Kemenag Siapkan Tiga Skema Magang

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag Prof. Sahiron.--FOTO HUMAS KEMENAG
JAKARTA – Angka pengangguran untuk kelompok lulusan pendidikan tinggi masih cukup besar. Data terbaru BPS (Agustus 2024) ada 842.378 pengangguran lulusan bangku kuliah. Kementerian Agama (Kemenag) berupaya menekannya dengan meningkatkan kualitas program magang.
Upaya tersebut disampaikan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag Prof. Sahiron. Dia menjelaskan ada tiga skema magang yang sedang mereka siapkan untuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) negeri maupun swasta. Selain itu, mitra magang juga diperkuat dengan melibatkan perusahaan besar di dalam dan luar negeri. Seperti Pertamina, Google, Microsoft, dan Amazon.
"Penguatan program magang sangat penting. Karena menyiapkan skill lulusan sesuai kebutuhan dunia kerja," kata Prof. Sahiron.
Ketiga skema magang itu adalah magang seperti biasanya, tetapi dengan fokus yang sedikit berbeda. Mahasiswa diarahkan untuk menyelesaikan projek tertentu dengan perusahaan atau minta tempat magang. Dengan cara itu, mahasiswa dilatih langsung untuk menghadapi persoalan di dunia kerja.
Skema yang kedua adalah microcredentials. Yakni penguasaan skill-skill praktis melalui short course yang tersedia pada platform online yang telah dikurasi. Tujuannya pemecahan masalah serta inovasi nyata yang memberikan dampak tertentu bagi perusahaan tempat magang.
Skema yang ketiga adalah kolaborasi. Yaitu perguruan tinggi dengan mitra usaha bekerjasama menentukan skill apa yang dibutuhkan, lalu dimasukkan dalam kurikulum kuliah. Harapannya materi perkuliahan sejalan dengan kebutuhan industri. Sehingga setelah ikut magang dan lulus, alumninya lebih siap bekerja.
Sebelumnya dalam diskusi bertajuk Employability Mahasiswa PTKI di UNU Jogjakarta, Prof. Sahiron menegaskan mereka berusaha maksimal membantu mahasiswanya untuk meningkatkan skill. Khususnya yang dibutuhkan saat nanti terjun ke dunia kerja maupun di masyarakat. Prof. Sahiron mengatakan, mahasiswa S-1 tidak semuanya akan melanjutkan ke S-2.