Cegah Kecurangan SNBT, Sistem Acak Soal Diterapkan

BERDOA: Siswa saat sedang berdoa sebelum mengerjakan ujian masuk perguruan tinggi.--FOTO ISTIMEWA

JAKARTA - Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 memastikan telah menyiapkan skenario-skenario mengantisipasi risiko kecurangan dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2025. Salah satunya menyiapkan beberapa kelompok soal untuk masing-masing subtes yang akan dikerjakan calon peserta saat ujian tertulis berbasis komputer (UTBK) nantinya.

Koordinator Call Center, Helpdesk, dan Frontdesk Panitia SNPMB 2025 Badru Zaman menyampaikan pihaknya menyiapkan tujuh subtes untuk para peserta SNBT. ’’Dari tujuh subtes tersebut diberikan secara acak oleh sistem pada para peserta. Tiap peserta akan mengerjakan soal UTBK yang berbeda-beda. Jadi tidak akan sama. Sudah diacak oleh sistem dan diatur sedemikian rupa agar masing-masing siswa urutannya berbeda,” tuturnya.

 

Bahkan, lanjut Badru, pihaknya pun membuat skenario agar di tiap sesi soalnya berbeda meski pada hari yang sama. ’’Tiap hari pun (soalnya, Red) berbeda. Itu kita sudah ada mekanisme pencegahan segala macemlah. Dipastikan tak akan ada istilah soal bocor,’’ tegasnya.

 

Badru menjelaskan bahwa nantinya soal-soal UTBK akan disajikan dengan sistem block time. ’’Artinya, peserta harus menyelesaikan block time tersebut terlebih dahulu sebelum akhirnya berpindah ke soal tes berikutnya. Perlu dicermati jika sudah maju ke tes, peserta tidak bisa kembali ke subtes yang sebelumnya,’’ ungkapnya.

 

Merujuk dari laman SNPMB, materi tes UTBK SNBT 2025 nantinya terdiri atas dua komponen besar. Yakni Tes Potensi Skolastik (TPS) dan Tes Literasi. Total jumlah soal dari dua komponen tersebut 160 soal.

 

TPS sendiri merupakan tes yang didesain untuk menguji kemampuan berfikir atau bernalar calon mahasiswa baru. Ada 90 soal yang terdiri atas soal terkait penalaran umum; pengetahuan dan pemahaman umum; pemahaman bacaan dan menulis; serta pengetahuan kuantitatif dalam TPS ini yang harus dikerjakan dalam waktu 90 menit.

 

Ketika ini dikerjakan dengan sistem block time, maka ketika berada di sesi TPS ini, peserta harus menyelesaikan soal penalaran umum yang terdiri atas penalaran induktif: 10 soal, 10 menit; penalaran deduktif: 10 soal, 10 menit, dan penalaran kuantitatif: 10 soal, 10 menit; sebelum berpindah ke soal pengetahuan dan pemahaman umum serta seterusnya.

 

Kemudian untuk Tes Literasi, siswa akan diuji kemampuan menulis dan membacanya; pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu; serta kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. Tes ini terdiri atas tiga komponen, yaitu literasi dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan penalaran matematika.

Tag
Share