UNIOIL
Bawaslu Header

Staf Peneliti PSMO UBL Berbagi Cerita Rusia

BERBAGI CERITA: Dandi Efendi yang tengah menempuh pendidikan S-2 Mekatronika dan Robotika di Ural Federal Universiti Kota Yekaterinburg, Rusia. -FOTO IST -

BANDARLAMPUNG - Staf peneliti di Pusat Studi Mekatronika dan Otomatisasi (PSMO) Universitas Bandar Lampung (UBL) Dandi Efendi menempuh pendidikan Magister (S-2) Mekatronika dan Robotika di Ural Federal Universiti Kota Yekaterinburg, Rusia. Saat ini, yang bersangkutan sedang mengikuti kelas persiapan di Tyumen Industrial Universiti Kota Tyumen, Rusia.

Pria akrab disapa Dandi ini mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Rusia. Tepatnya dari Rumah Rusia di Indonesia yakni dengan kuota khusus untuk negara sahabat Rusia.

BACA JUGA: Jadikan Ramadan Lebih Bermakna dan Banyak Kegiatan Positif

Tentu pada bulan Ramadan 1446 H/2025, Dandi pun mempunyai pengalaman tersendiri.  Karena, hal ini merupakan puasa tahun pertama saat dirinya menempuh pendidikan di Rusia.

Cerita Dansi, Rusia merupakan negara bukan mayoritas Islam. Tentunya suasana puasa Ramadan di sini pun sangat berbeda dengan Indonesia.

"Disini bukan mayoritas Islam. Jadi gak ada perayaan khusus kayak di Indonesia," jelas Dandi kepada Jurnalis Radar Lampung saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Rabu (12/3).

Meski demikian, menurutnya masyarakat Rusia cukup mengedepankan toleransi beragama. "Katanya orang Rusia cuek dan jutek, tapi kenyataan tidak. Mereka mengedepankan toleransi bergama dan ramah. Jadi jangan takut ke Rusia," tandasnya.

Dandi juga menginformasikan bahwa dirinya di Rusia tinggal di wilayah perbatasan Eropa dan Asia sehingga masuk zona asia. Artinya beda waktu hanya 2 jam lebih awal. 

"Misalnya di Indonesia pukul 18.30 WIB, di lokasi tempat tinggal di Rusia ini baru sekitar pukul 16.30 WIB," jelasnya.

Cuaca di Rusia, sambungnya,  walaupun sudah masuk musim semi masih dingin sekali. Bahkan bisa sampai -30 derajat celcius dengan salju di mana-dimana.

"Bedanya sama musim dingin cuma di langitnya aja yang lebih cerah dan siang lebih lama. Biasanya matahari terbit pukul 9 pagi, tapi sekarang pada pukul 7. Biasanya juga di musim dingin matahari terbenam pukul 4, sekarang terbenam pukul 6 sore," tambahnya.

Menurutnya karena pada tahun ini merupakan pengalaman pertama menjalani puasa Ramadhan di Rusia, , ia merasa budaya di Rusia sungguh beda jauh dengan budaya Indonesia. Seperti tidak ada tradisi khusus untuk bulan Ramadhan, tapi orang Rusia  menghargai dan toleransi sangat tinggi.

"Karena, kebanyakan pekerja migran di sini berasal dari negara tetangga Rusia yang mayoritas muslim. Seperti Uzbekistan, Kazakhstan, dan Kirgistan. Ada juga beberapa wilayah di Rusia yang juga mayoritas masyarakat muslim," tambahnya.

 

Tag
Share