UNIOIL
Bawaslu Header

Obesitas Mengancam, Kurangi Konsumsi Makanan Manis Saat Berbuka

Kebiasaan mengonsumsi makanan manis secara berlebihan saat berbuka puasa dapat berisiko bagi kesehatan, termasuk meningkatkan potensi obesitas.-Foto Pixabay-

RADAR LAMPUNG - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan manis secara berlebihan saat berbuka puasa dapat berisiko bagi kesehatan, termasuk meningkatkan potensi obesitas.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan bahwa tanpa disadari, banyak orang mengonsumsi gula dalam jumlah tinggi, terutama dari minuman manis seperti teh yang sering dipesan di kafe atau restoran.

"Kebiasaan ini bisa berdampak buruk jika tidak diwaspadai, karena asupan gula berlebih berkontribusi pada berbagai penyakit," ujarnya, dikutip dari Antara, Kamis (6/3/2025).

Selain dari minuman manis, banyak masyarakat juga memilih hidangan berbuka seperti es buah, kolak, atau makanan manis lainnya sebagai cara cepat mengatasi rasa lapar setelah berpuasa. Padahal, konsumsi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan.

Menurut Nadia, makanan manis sebenarnya tidak sepenuhnya dilarang, selama dikonsumsi dalam jumlah wajar. Ia mencontohkan anjuran Nabi Muhammad SAW untuk berbuka dengan kurma, yang meskipun manis, tetap aman bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai.

Tak hanya gula, Nadia juga mengingatkan pentingnya mengontrol konsumsi garam dan lemak. Masakan rumahan, misalnya, sering kali mengandung lebih banyak garam karena dimasak dalam porsi besar. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk mematuhi batas konsumsi harian yang dianjurkan:

- Gula: Maksimal 4 sendok makan per hari

- Garam: Maksimal 1 sendok teh per hari

- Lemak: Maksimal 5 sendok makan minyak per hari

"Puasa bukan berarti bebas mengonsumsi makanan secara berlebihan. Kalori tetap harus diatur agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari risiko penyakit," pungkasnya. (*)

 

Tag
Share