Pj. Gubernur: Impor Tapioka ke Lampung Sudah Ditutup
Petani singkong di area kompleks Kotabaru, Lampung Selatan, tengah panen. Namun, mereka kebingungan untuk menjual hasil panennya karena banyak pabrik yang tutup.-FOTO PRIMA IMANSYAH PERMANA -
’’Harganya pada ngeluh semua, pabrik ini ada demo pada tutup. Jadi susah mau buangnya (jual, Red), harganya turun," ujar Darmadi saat ditemui di sela-sela panen singkong, Kamis (30/1).
Pihaknya pun yang biasa menjual singkong ke pabrik di Lampung Selatan harus menjual singkong ke pabrik di Lampung Timur yang membuat ongkos angkut meningkat.
Kata Darmadi, biaya operasional dalam bertani singkong semakin hari semakin mahal. Dimana, saat ini biaya cabut singkong Rp 100 per kg dan biaya angkut Rp 100 per kg. Sedangkan, harga singkong saat ini di pabrik berkisar di angka Rp 1.100 per kg dengan potongan sekitar 35 persen sampai 40 persen.
"Sekarang belum dengar pasti yang penting bisa keluar (terjual, red) dulu. Terakhir dengar Rp 1.100 per kg. Kalau potongan disini besar, 35 sampai 40 persen. Dengan harga segitu tentunya tidak menutup biaya produksi tanam singkong," sambungnya.
Pada kesempatan tersebut Darmadi menyampaikan idealnya harga minimal singkong seperti yang dituntut pendemo sekitar Rp 1.400 per kg dengan potongan 15 persen. Darmadi pun berharap perusahaan dapat segera membuka kembali dan membeli singkong para petani.
Begitu juga untuk pemerintah dirinya berharap dapat menjaga harga singkong dan mengawasi realisasi penerapan penetapan harga singkong di lapangan. (pip/c1/yud)