Sebar Bibit Cabai Kendalikan Inflasi

BANDARLAMPUNG - Dinas Ketahanan Pangan Bandarlampung menyebarkan bibit tanaman cabai sebagai salah satu upaya pengendalian inflasi yang tingginya menyaingi nasional, Selasa (5/12).

Plt. Kadis Ketahanan Pangan Bandarlampung M. Yusuf mengatakan pihaknya mengaku terkejut mengapa inflasi Bandarlampung menjadi yang tertinggi nasional.

Menurut Yusuf, sebelum inflasi diumumkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya mulai pasar murah dan gerakan pangan murah.

"Kita di gerakan pangan murah sudah lakukan enam kali sebagaimana diperintahkan pusat, cuma angka kenaikan seperti itu. Agak kaget juga kok angka inflasinya tinggi sekali," kata Yusuf.

Yusuf menyatakan, pihaknya mengaku telah mengirimkan  ribuan bibit cabai, terong, dan lainnya kepada kelompok tani yang bakal disebarkan kepada masyarakat untuk ditanam di pekarangan rumah masing-masing.

"Upaya terbaru, kita sudah bagikan bibit cabai, terong, dan lain-lain  ke enam kelompok untuk memanfaatkan perkarangan sehingga masyarakat bisa menanam cabai sendiri. Untuk mengatasi dampak itu sendiri (el nino, Red)," ungkap Yusuf.

Selain itu, Yusuf menyebut hari ini pihaknya bakal melakukan rapat dengan Pemerintah Provinsi Lampung guna membahas inflasi yang dipicu harga cabai di pasaran tersebut.

"Padahal, kita pernah menduduki harga cabai Rp120 ribu. Hari ini Rp90 ribu. Ini kan kaitannya pertama el nino. Kedua, memang pasokan distribusi juga agak tercelot. Kaitannya dengan panen.  Ketiga, memang harga dari pemasok sudah tinggi. Jadi harga ini kita nggak bisa menghindar," ucapnya.

Selain cabai, kata Yusuf, sejumlah komoditas lain menjelang Nataru yang mulai melambung yakni bawang dan tomat. ’’Kita juga membawa hal ini dalam rapat. Hal ini terjadi di tahun-tahun sebelumnya juga mendekati hari besar. Sekarang bawang merah. Tapi, inflasinya seperti apa? (Kalau, Red) kenaikan 15% dari harga yang ada itu sudah peringatan untuk kita.  Bahwa itu terjadi kenaikan harga.  Pemkot sudah lakukan upaya maksimal. Dinas Ketahanan Pangan tidak bisa melakukan subsidi setelah APBD Perubahan ," kata Yusuf.

Sebelumnya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) RI mengungkap angka inflasi tertinggi di Indonesia terjadi di Bandarlampung yakni sebesar 1,06 persen pada November 2023.

Dari data BPS, Bandarlampung angkanya paling tinggi bahkan melampaui inflasi secara nasional sebesar 0,38 persen.

Inflasi di Bandarlampung disumbang oleh kenaikan harga sejumlah komoditas. Salah satunya cabai merah.

Pengaruh andil inflasi di Bandarlampung juga disumbang oleh komoditas cabai rawit 0,20 persen, bawang merah 0,07 persen, daging ayam ras 0,05 persen, tarif angkutan udara 0,03 persen, dan telur ayam ras 0,03 persen. (mel/c1/ful)

 

Tag
Share