Guncangan Iklim Berpotensi Reduksi Pertumbuhan Ekonomi Global
ANCAMAN: Perubahan iklim seperti banjir dan kekeringan mengancam stabilitas ekonomi global.--FOTO FREEPIK
JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi global menghadapi ancaman serius dalam beberapa dekade mendatang. Laporan terbaru dari para ahli manajemen risiko, yang tergabung dalam Institute and Faculty of Actuaries (IFoA), memberikan proyeksi yang mengkhawatirkan.
Laporan tersebut memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi global berpotensi merosot hingga 50 persen antara 2070 dan 2090. Hal itu akibat guncangan dahsyat perubahan iklim, kecuali langkah-langkah segera diambil para pemimpin politik untuk melakukan dekarbonisasi dan memulihkan alam.
Peringatan keras dari para ahli IFoA ini secara signifikan meningkatkan perkiraan risiko terhadap kesejahteraan ekonomi global. Dampak perubahan iklim seperti kebakaran hutan, banjir, kekeringan, kenaikan suhu, dan kerusakan alam menjadi faktor utama penyebabnya.
Penilaian sebelumnya cenderung meremehkan dampak parah krisis iklim terhadap ekonomi. Laporan IFoA ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif dan realistis tentang potensi kerugian ekonomi akibat perubahan iklim.
Guncangan iklim yang dimaksud meliputi berbagai fenomena ekstrem. Gelombang panas yang mematikan, badai yang lebih intens, dan kenaikan permukaan laut merupakan satu di antara ancaman nyata yang dapat mengganggu aktivitas ekonomi.
Sektor-sektor vital seperti pertanian, pariwisata, dan infrastruktur sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kerusakan pada sektor-sektor ini dapat memicu efek domino yang meluas ke seluruh perekonomian.
Laporan IFoA menekankan perlunya tindakan segera dan terkoordinasi. Transisi menuju ekonomi rendah karbon dan investasi dalam restorasi alam merupakan langkah krusial untuk memitigasi risiko.
Tanpa tindakan yang tegas, konsekuensi ekonomi dari perubahan iklim akan sangat besar. Potensi penurunan pertumbuhan ekonomi hingga 50 persen akan berdampak pada standar hidup, lapangan kerja, dan stabilitas keuangan global.