Perkaya Pengetahuan Warga dalam Mengelola Damar Mata Kucing

PROGRAM KOSABANGSA: Pekon Sukabaru, Kecamatan Waykrui, Pesisir Barat, menjadi tuan rumah program kolaboratif untuk meningkatkan keterampilan pengelolaan damar mata kucing --FOTO DOK. UBL

PESBAR - Pekon Sukabaru, Kecamatan Waykrui, Pesisir Barat, menjadi tuan rumah program kolaboratif untuk meningkatkan keterampilan pengelolaan komoditas lokal dan pemanfaatan media digital bagi masyarakat. 

Tim Universitas Bandar Lampung (UBL) melalui program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) berkolaborasi dengan tim Universitas Lampung (Unila) menjadi penyelenggara kegiatan yang berlangsung pada 20–21 Oktober 2024.

Ir. Riza Muhida, M.Sc., Ph.D. selaku ketua tim pelaksana dari UBL menggarisbawahi pentingnya kegiatan ini untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan masyarakat Pekon Sukabaru dalam mengelola damar mata kucing agar bernilai ekonomi lebih tinggi. 

"Program Kosabangsa yang didukung oleh Ditjen Diktiristek melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) ini tidak hanya bertujuan mengembangkan komoditas lokal. Namun, juga mengajak para pemuda untuk memaksimalkan potensi wisata di wilayah mereka melalui media sosial. Ini merupakan salah satu langkah konkret dalam menghubungkan inovasi teknologi perguruan tinggi dengan kebutuhan masyarakat, terutama di wilayah prioritas seperti Pesbar yang berpotensi berkembang pesat melalui pengelolaan sumber daya lokal yang lebih baik,” ungkapnya Riza saat ditemui di kampus UBL, Selasa (5/11).

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini dimulai dengan pemaparan dari Dr. Eng. Haris Muwardi, S.T., M.T., dosen Program Studi Arsitektur UBL yang menjadi pembicara dengan materi pelatihan pembuatan konten media sosial (medsos). 

"Keterampilan digital generasi muda untuk mempromosikan potensi wisata dan produk lokal daerah menjadi hal yang sangat penting untuk diketahui oleh para pemuda melalui wadah Karang Taruna. Sosial media menjadi sarana yang sangat efektif saat ini untuk mengenalkan keunggulan pekon ke pihak luar," kata Haris.

Hari kedua dilanjutkan dengan sesi mengenai tata kelola damar mata kucing dari aspek hukum yang dipandu Kesuma Irdini, S.H., M.H., dosen Fakultas Hukum UBL. 

"Damar mata kucing ini masuk ke dalam perlindungan kekayaan intelektual, yaitu indikasi geografis. Kesadaran tentang legalitas dan perlindungan hukum terhadap hasil bumi damar mata kucing perlu ditingkatkan sehingga masyarakat paham pentingnya aspek hukum dalam pengelolaan sumber daya alam. Kami membantu melindungi hak-hak mereka, mencegah eksploitasi ilegal, dan mengoptimalkan nilai ekonomi damar melalui legalitas yang sah,’’ ujar Kesuma. 

Selain itu, Kesuma juga menyampaikan tentang penekanan pentingnya pengelolaan yang berkelanjutan. ’’Hal ini untuk menjaga kelestarian lingkungan sehingga hasil bumi tersebut dapat dimanfaatkan secara bijaksana dan sesuai dengan peraturan yang berlaku,’’ ungkapnya.

Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Peratin Pekon Sukabaru Iskandar Mirza berlangsung sangat produktif dengan diskusi menarik bersama para petani, pengusaha damar, serta tokoh masyarakat dan pemuda setempat.

Tim pelaksana kegiatan terdiri atas Ir. Riza Muhida, M.Sc., Ph.D.; Okta Ainita, S.H., M.H.; dan Dr. Eng. Haris Muwardi, S.T., M.T.  didampingi tim dari Unila yang terdiri atas Dr. Sri Ratna Sulistiyanti dan Prof. Dr. Dyah Indriana Kusumastuti, S.T., M.Sc.

 Melalui kolaborasi ini diharapkan produk-produk lokal seperti damar mata kucing dapat dipasarkan dengan lebih luas dan daya tarik wisata daerah dapat diperkenalkan secara digital untuk menarik perhatian lebih banyak wisatawan ke Pekon Sukabaru. (rls/gie/c1)

 

 

Tag
Share