Bawaslu Header

Inilah Langkah untuk Mengubah Pikiran Orang yang Punya Karakter Keras Kepala

--Foto Kaboompics.com/Pexels.com

PERNAHKAH kamu merasa frustrasi saat berdebat dengan seseorang yang sangat yakin dengan pendapatnya, meski bukti yang ada jelas bertentangan? Kita semua pasti pernah menghadapi situasi di mana teman, keluarga, atau kolega tetap teguh pada keyakinan tertentu, seperti teori konspirasi atau kebiasaan lama.
 
Kita kadang merasa frustrasi hingga ingin menyerah, terlebih jika upaya kita dalam meyakinkan mereka selalu menemui jalan buntu. Namun, sebelum menyerah, ada baiknya kamu mengetahui bahwa ada beberapa strategi yang lebih efektif dalam menghadapi orang yang keras kepala.
 
Proses persuasi dimulai dengan mengetahui bagaimana orang merespons data yang bertentangan dengan keyakinan mereka. Misalnya, jika ada orang yang mengatakan bahwa memberikan bonus untuk meningkatkan produktivitas tidak efektif, kamu mungkin akan membela keyakinanmu.
 
 
Sayangnya, apabila mereka menunjukkan data yang memperlihatkan penurunan kinerja setelah hadiah diterima, kamu mungkin akan mengabaikan atau membantah data tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa antisipasi hadiah, bukan pencapaian yang mendorong kinerja.
 
Memahami bagaimana seseorang cenderung merespons informasi yang bertentangan dengan keyakinan mereka sangat penting dalam menyesuaikan strategi persuasi mu. Dirangkum dari psychologytoday.com, berikut ini langkah untuk mengubah pikiran orang keras kepala agar jauh dari konflik.
 
 
Langkah pertama dalam mencapai perubahan yang efektif adalah dengan meningkatkan kesadaran. Salah satu cara yang efektif untuk menumbuhkan kesadaran ini, yakni dengan menciptakan konflik kognitif terkait pendekatan yang sedang diterapkan.
 
Ini berarti bahwa orang yang perlu melakukan perubahan harus mulai merasakan keraguan terhadap keefektifan cara mereka saat ini. Tanpa adanya keraguan atau ketidakpastian, perubahan hampir tidak mungkin terjadi, karena mereka tidak akan merasa perlu mengubah cara berpikir atau bertindak mereka.
 
Langkah kedua, yaitu meyakinkan orang bahwa alternatif yang diajukan merupakan pilihan yang masuk akal. Maka, orang tersebut harus bersedia mempertimbangkan pendekatan baru sebab mereka memahami alasan di baliknya, merasa solusi tersebut koheren dan sederhana, serta menganggapnya sebagai solusi yang potensial.
 
Masuk akal di sini tidak berarti mereka langsung menerima alternatif tersebut, tetapi mereka setidaknya memahami dan mengurangi keraguan yang ada dari langkah pertama. Ini berarti kamu perlu mengonfirmasi secara jelas bahwa alternatif yang diajukan praktis dan bisa diterapkan dengan sukses.
 
Langkah ketiga, memberikan bukti yang dapat membantah keyakinan yang ada, di mana ini akan membantu membuka berbagai perspektif. Kamu harus memahami pentingnya keyakinan dalam proses ini.
 
Agar perubahan yang dilakukan dapat bertahan, kamu perlu memberikan alasan yang cukup kuat supaya orang mau meragukan pandangan mereka yang sudah ada dan memberi mereka alasan untuk menerima perubahan.
 
 
Bukti yang membantah bertujuan menunjukkan bahwa pandangan yang ada tidak konsisten dengan data atau bukti yang lebih baru. Dengan memicu keraguan ini, tujuanmu adalah membantu orang tersebut melepaskan keyakinan lama dan membuka pikiran mereka terhadap alternatif yang lebih baik.
 
Setelah seseorang meragukan pandangan mereka dan melihat kemungkinan alasan untuk berubah, langkah selanjutnya adalah memberikan alternatif yang relevan. Alternatif ini harus dianggap berguna dan bisa mengatasi masalah serta keraguan yang muncul sebelumnya.
 
Ketika perubahan tersebut selaras dengan tujuan dan kebutuhan pribadi, orang akan lebih termotivasi dalam mempertimbangkannya dan lebih terbuka untuk beradaptasi. Hanya sedikit orang yang mampu memulai perubahan besar sendirian.
 
Kita memerlukan bantuan, dukungan, dan apa yang oleh psikolog disebut sebagai scaffolding. Perubahan yang paling bertahan lama biasanya terjadi dengan dukungan dari orang-orang terdekat.
 
 
Apabila faktor-faktor seperti kesadaran, kemungkinan, bukti yang membantah, dan relevansi pribadi telah dipenuhi, maka seseorang akan lebih termotivasi untuk menerima dan menerapkan pendekatan baru. (jpc)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan