APBN Regional Lampung On The Track

PAPARKAN: Asset Liability Committee (ALCo) Regional Lampung memaparkan data APBN Lampung. -Foto ist-

BANDARLAMPUNG – APBN Regional Lampung terus berperan sebagai instrumen utama dalam mengakselerasi pertumbuhan perekonomian daerah yang inklusif, berkelanjutan, dan adaptif dalam merespons tantangan.

Ekonomi Lampung stabil bertumbuh positif 4,80% year on year (yoy) dan 9,71% quartal to quartal (qtq).

Inflasi Lampung hingga bulan September mencapai 2,16% (yoy), lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 1,84% (yoy), masih tergolong terkendali karena berada pada rentang target acuan sebesar 2,5±1% pada 2024.

Gejolak ekonomi global mempengaruhi kinerja ekspor impor regional Lampung. Meskipun demikian, neraca perdagangan Lampung hingga Agustus 2024 masih mencatatkan surplus senilai US$492,72 juta.

Kinerja ekspor meningkat 31,77% (mtm) didorong ekspor di sektor industri pengolahan yang tumbuh 34,96% (mtm); sektor industri pertambangan yang tumbuh 13,93% (mtm); dan pertanian yang tumbuh 39,15% (mtm).

Sementara itu, impor Lampung hingga Agustus 2024 mengalami penurunan 61,55% (mtm), disebabkan penurunan impor barang konsumsi turun 89,04% (mtm) dan bahan baku penolong turun 62,50% (mtm).

Sampai dengan 30 September 2024, realisasi APBN on-track mendukung program prioritas, mengedepankan inklusivitas, dan menjaga keberlanjutan ekonomi.

Realisasi belanja negara mencapai nilai sebesar Rp24.576,33 miliar, atau 73,64% dari pagu, serta tumbuh 11,19% (yoy).

Pertumbuhan tersebut didukung oleh Belanja Pemerintah Pusat (BPP) dan Transfer ke Daerah (TKD) yang masing-masing tumbuh sebesar 12,60% (yoy) dan 10,63% (yoy).

Realisasi BPP terbagi menjadi beberapa komponen yaitu: Belanja Pegawai mencapai Rp3.273,77 miliar, antara lain untuk pembayaran gaji, tunjangan, dan THR ASN/TNI/Polri.

Belanja Barang mencapai Rp3.117,58 miliar antara lain untuk menunjang pelaksanaan dan pengawasan pemilu/pemilukada; Belanja Modal sebesar Rp613,38 miliar digunakan salah satunya untuk revitalisasi sarana perguruan tinggi dan sekolah vokasi.

Belanja Bansos senilai Rp24,74 miliar dengan realisasi terbesar untuk bantuan pendidikan tinggi melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah kepada 3.149 mahasiswa UIN Raden Intan dan IAIN Metro, serta untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Program Indonesia Pintar (PIP) bagi sekolah keagamaan Hindu dan Kristen.

Anggaran TKD terealisasi sebesar Rp17.546,86 miliar, mencapai 78,21% dari pagu, tumbuh 10,63% (yoy).

Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan signifikan pada realisasi Bidang Kesehatan dan KB (124,55% yoy).

Tag
Share