Kasus Koperasi Betik Gawi Berlanjut, Polda Panggil Saksi

Radar Lampung Baca Koran--

"Semestinya seminggu setelah pensiun kita dipanggil mengambil uang tabungan. Sampai hari ini uang itu tidak ada. Saya sudah setahun terhitung 1 Agustus 2024," tambahnya.

Dikatakan lagi olehnya, bahwa ada sekitar 272 pensiunan guru yang melaporkan terkait Koperasi Betik Gawi tersebut.

"Tadi pagi saya mewakili kawan kawan mengantar berkas pengaduan sebanyak 272 orang untuk melaporkan ke Polda Lampung bahwa kami belum terima uang tabungan dari koperasi sedangkan jumlah yang saya urus hampir 6 miliar. Dari total kami semuanya," kata dia.

Dijelaskannya lagi, sebelum melapor ke Polda Lampung pihaknya juga sudah menempuh beberapa jalur, seperti mengajak musyawarah kepada pengurus koperasi betik gawi.

"Jadi sampai sekarang pun enggak ada (niatan baik) dari pengurus koperasi betik gawi," jelasnya.

Sebelumnya juga pihaknya sudah mendatangi Kepala Koperasi Betik Gawi berinisial JP yang dulunya sebagai mantan Kepala SDN 2 Rawa Laut.

Dikatakannya lagi, bahwa atas inisiatif dirinya sendiri mengumpulkan mantan pensiunan guru untuk bisa melapor ke Polda Lampung.

"Jadi sampai sekarang tidak ada tanggapan dan kami sudah datang ke rumahnya dan tidak ada orang. Jadi Betik Gawi ini berada di Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung," tambahnya.

Dengan tidak adanya niat baik dari pihak koperasi betik gawi, dengan terpaksa dirinya bersama dengan rekan rekannya melapor ke Polda Lampung.

"Tadi kita sudah ke Polda Lampung dan tentunya laporannya Dumas (pengaduan masyarakat). Disana dapat keterangan dari Polda Lampung menugaskan penyidik yang nanti akan menangani perkara ini," ungkapnya.

Dirinya pun berharap dengan adanya laporan ini pihak dari Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yang membawahi koperasi betik gawi agar haknya dibayarkan.

"Harapan kami kepada Dinas Pendidikan sebagai pemotong gaji kami untuk diproses ke Koperasi Betik Gawi dan juga Pemkot Bandarlampung sebagai pendamping atau pembina pengawas kami meminta tolong agar hak kami dibayarkan," tegasnya.

"Ini hak tabungan kami sedangkan pemerintah waktu itu pernah tahun 2016 Wali Kota dahulu Herman HN dimana menyampaikan untuk menambah lagi uang yang ditabung untuk dipotong 100 ribu per bulan dengan alasannya agar nanti dapat banyak," sambungnya.

Namun ternyata dalam kenyataannya tahun kemarin bahwa disampaikan di gedung kuning Wali Kota sekarang Eva Dwiana menyampaikan uang koperasi failed sampai 100 miliar. Dan sampai sekarang ini belum terbayarkan.

"Mohon agar dinas pendidikan agar diusut dan dituntaskan punya kami ini dan kami siap menunggu agar uang kami dicairkan," pungkasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan