Realisasi Anggaran Subsidi Energi 55,3 Persen
Realisasi anggaran belanja subsidi energi pada 2024 mencapai 55,3 persen dari target atau mencapai 102,8 triliun.-Sumber Foto : esdm.go.id.-
JAKARTA - Realisasi anggaran belanja subsidi energi pada 2024 mencapai 55,3 persen dari target atau mencapai 102,8 triliun.
Adapun target anggaran subsidi energi pada 2024 mencapai Rp 185,78 triliun.
Penggunaan subsidi energi ini, meliputi bahan bakar minyak (BBM) yang telah digunakan sebanyak 10.284,4 kiloliter atau naik 0,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kemudian, LPG 3 kg dengan realisasi mencapai 4.744,7 juta kilogram (Kg) dan tumbuh 1,6 persen dari periode Agustus 2023.
BACA JUGA: SMA Al Kautsar Jadi Lokasi PKM FIK Unsri
"LPG tabung 3 kg juga ada peningkatan 1,6 persen. LPG 3 kg juga telah dimanfaatkan sebesar 4,744 juta kg, jadi ini tumbuh dibandingkan 2023. Ini berarti kegiatan ekonomi masyarakat untuk menggunakan tabung LPG 3 kg meningkat," ucap Wakil Menteri Keuangan I Suahasil Nazara.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, subsidi listrik mencapai 40,9 juta pelanggan atau meningkat 3,9 persen dari periode sama tahun lalu.
"Listrik bersubsidi juga meningkat jumlah pelanggannya, tahun ini ada 40,9 juta pelanggan listrik yang tarifnya bersubsidi, peningkatannya 3,9 persen," tutur Suahasil.
Mengutip buku Nota Keuangan, realisasi subsidi listrik selama periode 2020-2023 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 4 persen, dari semula Rp 61,1 triliun pada 2020 menjadi Rp 68,7 triliun pada 2023.
BACA JUGA:Cegah Radikalisme di Era Digital, Dakwah yang Sejuk dan Moderat
Dalam outlook tahun anggaran 2024, subsidi listrik diperkirakan mencapai Rp 80,72 triliun. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh perkembangan asumsi dasar ekonomi makro, volume listrik bersubsidi, dan pembayaran kurang bayar subsidi tahun sebelumnya.
Dalam rangka melaksanakan subsidi lebih tepat sasaran dan berkeadilan, pemerintah telah melakukan upaya pelaksanaan kebijakan subsidi listrik tepat sasaran bagi rumah tangga miskin dan rentan sesuai data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).
Sedangkan realisasi subsidi non-energi telah mencapai Rp 44,1 triliun. Ini terdiri dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 195,4 triliun atau meningkat 29,5 persen dan debitur KUR berjumlah 3,3 juta orang atau tumbuh 21,2 persen. Realisasi penyaluran kredit tumbuh seiring dengan kinerja perekonomian.
"Peningkatan kredit lewat KUR ini juga bagus untuk mendorong perekonomian kita. Debitur KUR meningkat tahun lalu 2,7 juta tahun ini jadi 3,3 juta debitur KUR yang menerima KUR," tuturnya.(Beritasatu/pip)