Dua Kapal Perang Kembali Dibuat di Lampung
Radar Lampung Baca Koran--
Nantinya kedua kapal perang ini akan menggunakan teknologi dari berbagai negara, seperti peluru kendali dari Turki. Kemudian radar dari Jerman dan Inggris, peralatan elektronik dan meriam dari Italia.
"Semua peralatan tersebut dilakukan kombinasi dengan harapan datangnya alat tersebut pada Februari 2025," tuturnya.
Lebih lanjut, Muhammad Ali menyampaikan saat ini pihaknya baru menambah dua kapal perang. "TNI AL baru menargetkan dua kapal tersebut dan dalam waktu dekat akan dibuat oleh industri perkapalan dalam negeri dua kapal perang lagi," ungkapnya.
Diketahui, nama Pahlawan tersebut dipilih karena Raja Haji Fisabililah atau dikenal juga sebagai Raja Yang Dipertuan Muda dengan wilayah kekuasaan meliputi daerah Riau, Lingga, Johor hingga Pahang.
Karena keberaniannya, beliau gugur pada saat melakukan penyerangan pangkalan maritim Belanda di Teluk Ketapang (Melaka) pada tahun 1784. Atas jasa-jasanya, Raja Haji Fisabilillah diberi gelar sebagai Pahlawan Nasional.
Sedangkan Lukas adalah pemimpin rakyat Papua saat melakukan perlawanan terhadap Jepang di Biak pada tahun 1943, sehingga Biak menjadi daerah pertama di Indonesia yang terbebas dari penjajahan Jepang.
Pada bulan September 1945 beliau mendirikan Perserikatan Indonesia Merdeka (PIM) gerakan partai politik pertama di Pulau Biak, Pada tahun 1958 Lukas Rumkorem membentuk organisasi Tentara Tjadangan Tjenderawasih (TTT) yang terus melawan belanda serta membantu pemerintah indonesia dalam perang Trikora, oleh pemerintah RI.
Muhammad Ali menambahkan, TNI AL terus berkomitmen untuk melaksanakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), serta mengurangi produk impor.
Langkah ini diambil guna mendukung pemerintah dalam meningkatkan perekonomian, sekaligus sebagai wujud kemandirian bangsa dalam pemenuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan meningkatkan peran Indonesia dalam rantai suplai global. (pip/c1/yud)