Rektor UBL Apresiasi Tim Dosen yang Raih Sertifikat Paten
SELAMAT!: Rektor UBL Prof. M. Yusuf S. Barusman mengapresiasi tim dosen UBL yang meraih sertifikat paten tentang invensi bidang ilmunya. --FOTO HUMAS UBL
BANDARLAMPUNG – Tim dosen Universitas Bandar Lampung (UBL) berhasil meraih sertifikat hak paten tentang invensi bidang ilmunya. Hal ini mendapat apresiasi Rektor UBL Prof. Dr. M. Yusuf S. Barusman, M.B.A.
Sertifikat paten atas invensi yang dibuat tim dosen UBL dari Direktur Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan Rahasia Dagang Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HKI) UBL.
"Selamat atas diterimanya sertifikat paten untuk invensi yang dilakukan oleh tim dosen UBL. Ini menjadi bukti kepakaran atas suatu bidang ilmu yang mendapatkan pengakuan dari pemerintah dan public. Semoga bisa memberikan manfaat dan solusi bagi pembangunan di Indonesia," kata Prof. Yusuf.
Adapun tim dosen UBL tersebut adalah Ir. Lilies Widojoko, M.T.; Prof. lr. lng. Harianto Harjasaputra; dan Dr. Susilowati, S.T., M.T. yang merupakan dosen Program Studi Teknik Sipil UBL dengan invensi Beton Tembak dan Metoda Pembuatannya.
Prof. Yusuf menambahkan, UBL akan terus mendorong semangat inovasi dan berkarya yang bermanfaat untuk masyarakat.
Sementara perwakilan tim dosen UBL peraih sertifikat paten, Dr. Susilowati, menjelaskan invensi yang berhasil mendapatkan sertifikat paten ini. "Invensi ini berhubungan dengan komposisi bahan, metode pembuatan beton tembak dengan bahan tailing sebagai substitusi sebagian pasir. Invensi ini mengurangi pemakaian pasir dan mengurangi pencemaran lingkungan karena mengurangi penambangan pasir dan mengurangi pencemaran air tanah yang diakibatkan penimbunan tailing," katanya.
Susilowati menyampaikan, kebutuhan akan beton tembak (shotcrete), yaitu beton yang ditembakkan untuk berbagai keperluan perlindungan lereng terhadap kelongsoran atau lubang terowongan terhadap keruntuhan dalam waktu relatif singkat cukup mendesak.
’’Misalnya, sebagai bahan perlindungan lereng galian jalan, lereng dinding alam bendungan, dinding terowongan tambang, dan dinding terowongan sarana transportasi. Seperti terowongan kereta api dan lereng terowongan untuk keperluan lain. Material dasar pembuatan beton adalah pasir, batu pecah, semen, dan air,’’ ujar Susilowati.
Penelitian dalam hal beton, kata Susilowati, ditujukan untuk memperbaiki sifat beton dengan menggunakan bahan tambah atau bahan substitusi. "Karena penambangan pasir dan batu pecah menyebabkan kerusakan lingkungan, maka dengan invensi ini dapat mensubstitusi pasir dan batu pecah dengan bahan lain," ungkapnya. (rls)