Fasad Eksploratif Interior Rumah Peraire Menenangkan

--

Dinding trapesium yang ditumpuk. Jendela melengkung setengah lingkaran. Komposisi ”wajah” yang tidak konvensional. Di sebuah kompleks perumahan di kawasan Cibubur, Rumah Prairie tampil beda dan menonjol dengan fasad unik yang memukau.

 

BENTUK fasad yang out of the box itu mengadopsi gaya arsitektur Prairie, sebuah gaya arsitektur yang berkembang pada era sekitar 1900-an di Chicago, AS. ”Namun, kami tetap memasukkan unsur lokal, menyesuaikan dengan kondisi sekitar,” kata principal architect MMAR Studio Buyung Anggi seperti dikutif Jawa Pos, kemarin.   

Salah satunya terletak pada finishing susunan bata yang ditempel vertikal, menjadi identitas kuat dalam project hunian tersebut. Sentuhan lain adalah atap mirip yang sengaja dibuat ”menekuk-nekuk” untuk menyesuaikan iklim tropis.

Rumah itu dibangun pada lahan seluas 241 meter persegi yang memang berbentuk trapesium sehingga memberikan keleluasaan bagi arsitek untuk ”bermain-main” dengan desain, bentuk, tekstur, hingga interaksi cahaya dan bayangan.

Untuk memperkuat arsitektur Prairie, perpaduan antara bentuk geometri dan tekstur dipertahankan. Demikian juga bentuk jendela-jendela besar sebagai elemen gaya Prairie. Dengan begitu, bangunan tersebut memiliki nuansa klasik sekaligus modern dalam waktu bersamaan.

Berbeda dengan fasad yang eksploratif dan ”complicated”, begitu masuk interiornya terasa tenang. Dinding putih dan ubin abu-abu muda mendominasi interior, dengan sedikit tone cokelat pada railing dan tangga. Beberapa shape melengkung pada dinding dan ”sudut” tangga memberi kesan ruangan yang timeless.

Ruangan tetap terang meski tanpa lampu di siang hari. Juga tetap terasa adem meski cuaca di luar sedang panas. Sebab, MMAR Studio mengonsep Rumah Prairie hemat energi. Cahaya bisa masuk lewat jendela-jendela kaca yang besar.

Penghawaan alami tercipta lewat cross-ventilation. ”Atap yang didesain tinggi membuat ruang bagian bawah tetap sejuk dan dingin,” paparnya. Double height-ceiling menjadikan suasana rumah cenderung adem. Bukan hanya bantuan AC.

Buyung memaparkan, di tempat awal gaya Prairie tercipta, seni arsitektur itu memang tidak diciptakan untuk kebutuhan bangunan massal. Untuk itu, gaya Prairie kurang cocok jika diterapkan langsung secara sama plek. Tetap butuh penyesuaian desain. ”Dengan mengedepankan konteks, interpretasi atap, dan ketukangan atau material lokal,” beber Buyung.

 

MATERIAL DAN TEKSTUR

Dinding yang diplester beton dengan beragam tekstur dan warna, ubin bata putih, atap aspal, dan ubin kayu menjadikan fasad yang tak lazim tapi outstanding.

 

SUDUT LENGKUNG

Sentuhan art deco pada Rumah Prairie hadir lewat dinding yang dibentuk melengkung setengah lingkaran dan sudut melengkung pada area lantai 2.

Tampilan fasad yang nyentrik mengadaptasi gaya arsitektur Prairie yang berkembang di AS lebih dari seratus tahun lalu. Dipadukan dengan material lokal agar sesuai di iklim tropis.

 

GAYA PERAIRE

Tampilan fasad yang nyentrik mengadaptasi gaya arsitektur Prairie yang berkembang di AS lebih dari seratus tahun lalu. Dipadukan dengan material lokal agar sesuai di iklim tropis.

(elo-jpc/rim)

 

               

 

*

Arsitek                  : MMAR Studio

Luas tanah          : 241 meter persegi

Luas bangunan: 300 meter persegi

Lokasi                    : Cibubur, Bekasi

Lama pembangunan       : 1,5 tahun

Tag
Share