MESUJI - Meski tidak termasuk wilayah yang berpotensi tinggi mengalami kekeringan. Namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mesuji melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mulai melakukan pemetaan wilayah rawan yang terdampak kekeringan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Mesuji, Maulana saat dikonfirmasi pada Minggu 30 Juni 2024.
Menurut Lana - sapaan akrabnya - jika melihat riwayat bencana kekeringan sebelumnya di Mesuji tidak ada wilayah yang khusus memiliki potensi kekeringan dengan kriteria tinggi.
BACA JUGA:Warga Kampung Tiuh Baru Beri Nama Bayi yang Ditemukan Muhammad Yazid Darmawan
Karena untuk potensi bencana kekeringan di Mesuji hampir merata di seluruh wilayah kecamatan, misalnya di satu kecamatan ada dua sampai tiga desa yang alami kekeringan.
"Sebab dari kemarau sebelumnya kita melakukan distribusi air bersih yang menjangkau seluruh kecamatan di Mesuji dengan melibatkan pihak swasta dan perusahaan," kata Maulana.
Namun untuk wilayah yang berada di pinggiran sungai memiliki potensi lebih tinggi membutuhkan air bersih, karena air sungai akan terasa payau sehingga tidak bisa digunakan oleh masyarakat.
BACA JUGA:Provinsi Lampung Punya Pengalaman Hadapi Musim Kemarau
Diberitakan sebelumnya musim kemarau diprediksi akan mulai pada Juli 2024 mendatang.
Terkait hal ini, antisipasi dampak dari musim kemarau mulai dilakukan di Provinsi Lampung.A da dua fase cuaca di Indonesia. Yakni La Nina (basah) dan El Nino (kering).
BPBD bersama pihak terkait selalu melakukan antisipasi dan persiapan menghadapi perubahan musim di Lampung.(*)