BANDARLAMPUNG – Universitas Islam Negeri Raden intan Lampung (UIN RIL) melalui Pusat Pengembangan Kewirausahaan dan Karir (P2KK) menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Tracer Study 2024. Hal ini sebagai bahan evaluasi terhadap kualitas lulusan.
Dalam acara tersebut, P2KK memaparkan hasil Diseminasi Tracer Study UIN RIL di ruang teater Lt. 2 gedung Academic & Research Center, Kamis (7/3). Tracer study merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi kualitas suatu institusi pendidikan tinggi. Tracer study dilakukan untuk mengetahui apakah lulusan yang dihasilkan memiliki kompetensi yang baik dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Hasil tersebut sangat penting bagi universitas untuk terus memperbaiki kurikulum dan mempersiapkan mahasiswa untuk dunia kerja.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN RIL Prof. Dr. Hi. Idrus Ruslan, M.Ag. menyampaikan bahwa tracer study memiliki peran penting bagi kemajuan universitas dan kesuksesan tracer study hanya akan bisa dicapai melalui sinergi antara seluruh perangkat program studi dan alumni.
BACA JUGA:Unila Bersama Sepuluh PTN Bertemu dengan 20 Pimpinan Universitas Jerman, Ini Tujuannya!
’’Tracer study adalah hal mutlak dan harus terus berkelanjutan yang dilakukan bersama-sama serta berkelanjutan. Pekerjaan ini harus ditelateni dengan cara melakukan jejaring, bekerja sama dengan para alumni meskipun terdapat tantangan ataupun hambatan dalam pengerjaannya,” ujar Prof. Idrus.
Hal senada juga disampaikan Kepala P2KK Dr. Tin Amalia Fitri, M.Si. Menurutnya, UIN RIL berkomitmen agar tracer study ini bisa terus dilakukan dan menghasilkan feedback yang baik bagi UIN RIL dengan mendorong optimalisasi response rate tracer study.
Paparan hasil Tracer Study 2023 dalam acara ini disampaikan oleh Koordinator Tracer Study Iqbal, M.M. Pengumpulan data tracer study dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu entry cohort dan exit cohort. Cohort adalah kelompok objek yang memiliki persamaan karakteristik seperti tahun kelulusan dan tahun angkatan. Entry Cohort jika yang digunakan adalah tahun angkatan. Sedangkan Exit Cohort jika yang digunakan adalah tahun kelulusan.
BACA JUGA:Ribuan Santri PPS Ulya Ikuti Ujian Pendidikan Kesetaraan, Ini Jadwal Pelaksanaannya!
’’Untuk tracer study UIN Raden Intan Lampung, kita menggunakan Exit Cohort 3 tahun yaitu 2020, 2021, dan 2022,” papar Iqbal.
Iqbal mengatakan, hasil diseminasi dari Tracer Study 2023 menunjukkan bahwa Total Response Rate dari alumni S-1 UIN RIL yang didapatkan saat ini sebanyak 3.041 responden, alumni S-2 sebanyak 66 responden, dan 27 responden dari alumni S-3 dengan total responden yang berhasil ditelusuri sebanyak 3.134 alumni.
’’Status alumni dapat dilihat bahwa dari seluruh total 3.134 responden yang mengisi kuesioner diketahui bahwa alumni UIN RIl yang saat ini bekerja sebanyak 2.060 orang, 482 orang berwirausaha, dan 95 orang masih belajar/melanjutkan kuliah profesi. Kemudian sisanya sibuk dengan keluarga dan anak-anak, menikah, sedang mencari pekerjaan, dan/atau menjawab lainnya,” ulas Iqbal.
Kemudian, lanjut Iqbal, masa tunggu alumni UIN RIL sebagian besar membutuhkan waktu untuk mendapatkan pekerjaan pertama selama kurang dari 3 bulan setelah lulus atau sebanyak 53%, 3–6 bulan setelah lulus sebanyak 29%, 6–18 bulan setelah lulus sebanyak 1%, dan sisanya di atas 18 bulan sebanyak 0%. ’’Sementara sekitar 17% responden memiliki masa tunggu untuk memperoleh pekerjaan pertama kurang dari 6 bulan sebelum lulus. Mereka sudah berusaha mencari pekerjaan ketika sedang mengerjakan skripsi, menunggu siding, atau menunggu masa wisuda,’’ katanya.
Iqbal menyampaikan, tujuan lain dari tracer study yaitu sebagai bahan evaluasi terhadap sistem pembelajaran dan kurikulum. ’’Kemudian untuk membantu perguruan tinggi dalam proses mempertahankan akreditasi, baik nasional maupun internasional. Sebagai informasi bagi pihak universitas, orang tua, dan masukan untuk HRD perusahaan mengenai lulusan UIN Raden Intan Lampung,” ungkapnya. (rls/c1/ful)