Terkait Aksi Brutal Massa di Jayapura, Keluarga Lukas Enembe Minta Maaf

Jumat 29 Dec 2023 - 20:51 WIB
Reporter : Taufik Wijaya
Editor : Taufik Wijaya

JAYAPURA, RADAR LAMPUNG – Aksi kerusuhan yang mewarnai iring-iringan jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe di luar pemikiran, rencana dan skenario dari pihak keluarga.

Demikian diungkapkan Yunus Wonda selaku perwakilan pihak keluarga almarhum Lukas Enembe di Jayapura, Jumat 29 Desember 2023.

Diketahui, sempat terjadi aksi pembakaran sejumlah ruko di Kota Jayapura, yang dilakukan sejumlah massa saat iring-iringan jenazah Lukas Enembe dari Sentani, Kabupaten Jayapura menuju ke Koya Tengah, Kota Jayapura pada Kamis 28 Desember 2023.

"Atas semua peristiwa yang terjadi, saya atas nama keluarga menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya," kata Yunus Wonda di Jayapura, Jumat 29 Desember 2023.

Pada kesempatan tersebut, Yunus Wonda juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Papua yang telah menerima jenazah kerabatnya almarhum Lukas Enembe dengan baik di Jayapura.

Pihaknya sangat menyayangkan terjadinya insiden di Sentani, Waena dan Abepura sehingga mengakibatkan terjadinya pemukulan dan perusakan ruko, restoran serta kantor maupun beberapa kendaraan.

Dia menjelaskan, sebelumnya prosesi iring-iringan jenazah telah diatur sesuai arahan gereja dan keputusan Sinode Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Papua. "Sekali lagi kami atas nama keluarga mohon maaf. Kami ingin kedamaian dan kehangatan dari seluruh masyarakat Papua dalam mengantarkan jenazah almarhum bapak Lukas Enembe dari Sentani sampai ke Koya," terangnya.

Pria yang juga menjabat Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) ini menambahkan, pihak keluarga menginginkan semua prosesi pemakaman Lukas Enembe berjalan dengan baik, penuh kedamaian dan penuh tanggung jawab.

Harapan ini sesuai dengan motto almarhum saat menjabat sebagai Gubernur Papua yaitu "Kasih Menembus Perbedaan".

"Hal tersebut memang di luar dan harapan keluarga kami. Kami harap seluruh masyarakat tidak terpengaruh isu yang dapat menimbulkan kekacauan," tandasnya.

Diketahui, akibat kerusuhan yang terjadi, Pj. Gubernur Papua Ridwan terluka. Kepalanya pecah akibat terkena lemparan batu. Insiden tersebut terjadi saat jenazah Lukas Enembe tiba di Bandara Sentani, Jayapura. Ada ribuan orang yang menyambut kedatangan jenazah Lukas.

Kerusuhan terjadi diduga karena massa ingin mengarak jenazah Lukas dengan berjalan kaki menuju ke Lapangan Stakin, depan Batalion 751/R Sentani. Massa ingin jenazah Lukas disemayamkan sebentar sebelum dibawa ke pemakaman di Koya Tengah, Kota Jayapura. 

Bagi mereka, hal tersebut merupakan bentuk penghormatan terakhir bagi Lukas yang dinilai sebagai Bapak Pembangunan di Tanah Papua. Massa lantas memaksa mengeluarkan jenazah Lukas dari ambulans. Saat itulah kerusuhan terjadi. 

Massa melempari Pj. Gubernur Papua beserta Kapolres Jayapura AKBP Fredrickus Maclarimboen dengan batu. Tidak itu saja, massa juga berusaha menyerang Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri.

Beruntung, para pengawal pribadi Kapolda sigap. Mereka menghalau lemparan batu dan membawa Kapolda ke pos polisi terdekat. 

Kategori :