Optimisme Musim Tanam (MT) III di Antara Kendala dan Tantangan

Jumat 19 Sep 2025 - 21:55 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Tim Redaksi

Walaupun pemeliharaan dan perbaikan jaringan irigasi tersier terus dilakukan secara swadaya oleh petani melalui P3A, namun tidak cukup menjangkau seluruh kerusakan yang ada.  Dalam hal ini perlu penanganan khusus dari pemerintah untuk memperbaiki saluran irigasi secara keseluruhan.

3. Kurangnya Alsintan dan Tenaga Kerja

Kurangnya alsintan untuk olah tanah terutama TR4 masih menjadi kendala utama dalam percepatan olah tanah.  

Selain itu, kegiatan panen dan olah tanah yang terjadi hampir bersamaan sedikitnya menyebabkan kurangnya tenaga kerja.  Petani dan operator alsintan biasanya juga petani penderep.  Artinya petani tersebut tidak hanya mengolah dan memanen sawahnya sendiri tetapi juga penderep panen di wilayah yang lain.  Akibatnya sebagian tenaga kerja belum fokus untuk menjalankan alsintan untuk olah tanah.

Kurangnya tenaga tanam juga menjadi kendala.  Dalam satu kampung hanya ada 5 sampai 6 rombongan tenaga tanam yang setiap rombongan hanya terdiri dari 5 sampai 8 orang saja.  Selama ini masih bisa diatasi dengan mendatangkan tenaga tanam dari luar kampung bahkan luar kecamatan.  Hal ini akan sulit dilakukan jika diwilayah tersebut tanamnya bersamaan.  

Untuk mengatasi masalah ini mau tidak mau alih teknologi dengan menggunakan rice transplater akan menjadi pilihan.  Dibutuhkan stimulan  dari pemerintah berupa alat mesin rice transpanter untuk mengakselerasi alih teknologi tersebut.

4. Ancaman Hama dan Penyakit Tanaman.

Kekhawatiran terhadap ancaman  hama dan penyakit tanaman pada MT III bukan tanpa alasan.  Menanam tanaman monokultur secara terus menerus pada lahan yang sama berpotensi menyebabkan ledakan hama atau penyakit tertentu.  Tidak  adanya masa bera atau masa pergiliran tanaman menjadi penyebab hama dan penyakit terus berkembang.

Hal ini pernah terjadi pada beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2015/2016.  Keberhasilan gadu model (MT III), pada waktu itu dibayar mahal dengan serangan hama wereng pada musim tanam I dan II (gadu) yang mengakibatkan sebagian besar petani gagal panen.

Tantangan Kita Bersama

Dengan adanya beberapa kendala seperti yang telah disampaikan diatas bukan berarti kita harus pesimis.  Justru, menanam padi pada Musim Tanam (MT) III adalah sebuah tantangan baik bagi petani, Penyuluh Pertanian, Petugas Pengamat Hama (POPT), maupun dinas terkait untuk bisa menyukseskannya.  

Kita semua ditantang untuk berfikir kritis, kreatif, dan inovatif serta bertindak cepat dan tepat dalam  upaya  mengatasi kendala yang ada.  Diperlukan komunikasi dan koordinasi intensif semua pihak yang terkait agar segala kendala dan permasalahan yang ada dapat diatasi dengan baik.

Bagi petani, tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimanan mengatur waktu dan tenaga  seefektif dan seefisien mungkin dalam persiapan lahan, semai, dan tanam.  Memilih varietas yang tepat, dan mengantisipasi hama penyakit sedini mungkin.

Penyuluh pertanian memiliki tantangan yang tidak kalah hebat.  Melakukan pendampingan P3A dalam mengelola air irigasi sampai tingkat usaha tani (lahan sawah petani).  Mendampingi Gapoktan dan kelompok tani dalam mengelolan alsintan, serta memberikan edukasi kepada petani tentang cara pengelolaan lahan sawah agar tetap subur walaupun terus menerus ditanami.  

Penyuluh Pertanian harus siap dengan segala kreatifitas dan inovasinya mendampingi petani agar mau mngadopsi teknologi terbarukan yang telah direkomendasikan.  Diantaranya budidaya tanaman sehat dan budidaya padi hemat air.  

Penyuluh Pertanian bekerja sama dengan POPT  mendampingi dan menggerakkan petani dalam menantisipasi serangan hama dan penyakit tanaman dengan gerakan pengendalian (Gerdal).

Tags :
Kategori :

Terkait