BMKG: Musim Hujan 2025/2026 Diprediksi Lebih Dini, Waspada Potensi Banjir dan Longsor

Minggu 14 Sep 2025 - 20:38 WIB
Reporter : Agung Budiarto
Editor : Agung Budiarto

JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan 2025/2026 di Indonesia datang lebih awal dibandingkan kondisi normal.
Berdasarkan pemantauan iklim terkini, sejumlah wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan sejak Agustus 2025, yang kemudian secara bertahap meluas ke sebagian besar wilayah pada periode September hingga November 2025.
“Dibandingkan dengan rerata klimatologis 1991–2020, awal musim hujan tahun ini cenderung maju di sebagian besar wilayah Indonesia,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Sabtu, 13 September 2025.
BMKG memprediksi musim hujan di berbagai daerah berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026, dengan puncak bervariasi. Di Sumatera dan Kalimantan, puncak hujan diperkirakan pada November–Desember 2025, sedangkan di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua pada Januari–Februari 2026.
Secara umum, sifat hujan pada musim hujan 2025/2026 diprediksi normal (69,5 persen). Artinya, curah hujan musiman tidak jauh berbeda dari biasanya.
Namun, terdapat 193 Zona Musim (ZOM) atau 27,6 persen wilayah yang berpotensi mengalami hujan di atas normal, meliputi sebagian besar Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, beberapa wilayah Sulawesi, serta Maluku dan Papua.
Selain itu, ada 20 ZOM (2,9 persen) yang diprediksi mengalami musim hujan di bawah normal.
“Dengan kondisi ini, potensi ancaman bahaya hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, genangan air, tanah longsor, dan angin kencang tetap perlu diwaspadai, terutama di wilayah dengan prediksi curah hujan atas normal,” jelas Dwikorita.
Ia juga mengimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, sektor terkait, serta masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi musim hujan yang lebih dini ini.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Panjang mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob dan cuaca ekstrem di wilayah Lampung. Fenomena ini diperkirakan terjadi pada 10–14 September 2025.
Prakirawan BMKG Maritim Panjang Eka Suci menjelaskan potensi banjir rob dipicu oleh kombinasi bulan purnama pada 7 September dan peristiwa Perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi pada 10 September.
’’Kombinasi kedua fenomena ini dapat meningkatkan pasang maksimum air laut. Warga pesisir perlu meningkatkan kewaspadaan,” ujarnya, Rabu (10/9).
Wilayah yang berpotensi terdampak meliputi pesisir Bandarlampung, Tanggamus, Lampung Selatan, Pesawaran, Lampung Timur, hingga Pesisir Barat. Kondisi ini dikhawatirkan mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan, nelayan, hingga pemukiman pesisir.
Selain banjir rob, BMKG juga memperingatkan adanya potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Kasi Data dan Informasi BMKG Lampung, Rudy Haryanto, menyebut kondisi atmosfer saat ini mendukung pembentukan awan hujan intens.
“Dinamika atmosfer diperkuat oleh aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby ekuatorial, serta anomali suhu muka laut yang lebih hangat dari normal. Semua faktor ini meningkatkan peluang hujan deras disertai petir di Lampung,” kata Rudy.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai dampak banjir rob, hujan ekstrem, hingga potensi longsor dan banjir bandang di daratan.
“Masyarakat pesisir agar berhati-hati terhadap genangan, sementara warga daratan diminta waspada pohon tumbang, banjir, dan tanah longsor,” imbau Rudy.
Adapun prakiraan cuaca harian 10–14 September 2025, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Lampung, terutama pada siang hingga malam hari. Diketahui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi banjir pesisir atau rob yang diperkirakan pada awal September 2025.
Fenomena ini berkaitan dengan fase Bulan Purnama pada 7 September 2025 serta perigee atau jarak terdekat bulan dengan bumi pada 10 September 2025.
Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Dr. Eko Prasetyo, menjelaskan kondisi tersebut dapat meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum sehingga berdampak pada aktivitas masyarakat di kawasan pesisir.
“Potensi banjir pesisir secara umum bisa memengaruhi kegiatan bongkar muat di pelabuhan, pemukiman penduduk, tambak garam, serta perikanan darat,” kata Eko dalam keterangan tertulis, Senin (1/9/2025).
Sejumlah wilayah yang diperkirakan terdampak banjir rob meliputi pesisir Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, dan Maluku.
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi pasang maksimum air laut dan dampaknya. Informasi terkini mengenai peringatan cuaca dan maritim dapat diakses melalui situs resmi BMKG, aplikasi InfoBMKG, media sosial @BMKGmaritim, call center 196, atau kantor BMKG terdekat.
Sebelumnya, Ancaman banjir rob kembali mengintai pesisir Lampung. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Kelas IV Panjang secara resmi mengeluarkan peringatan dini atas potensi pasang maksimum dan banjir rob pada 14 hingga 17 Mei 2025.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Panjang Tarjono mengatakan bahwa peringatan ini berkaitan erat dengan fenomena bulan purnama pada 12 Mei lalu yang berdampak pada naiknya permukaan laut secara signifikan. Akibatnya, sejumlah wilayah pesisir Lampung diprediksi mengalami banjir rob.
’’Kondisi ini berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat pesisir, seperti bongkar-muat pelabuhan, pemukiman pesisir, serta aktivitas nelayan dan perikanan darat,” jelas Tarjono, Selasa (13/5).
BMKG mencatat wilayah yang berisiko terdampak meliputi pesisir Bandarlampung, pesisir Tanggamus, pesisir Lampung Selatan, pesisir Pesawaran, pesisir timur Lampung, dan pesisir barat Lampung.
Tarjono meminta masyarakat, khususnya yang bermukim atau beraktivitas di wilayah pesisir, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi limpahan air laut dan cuaca ekstrem.
Tak hanya banjir rob, Lampung juga menghadapi ancaman cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Berdasarkan pengamatan BMKG, suhu udara di wilayah Lampung berkisar antara 24° hingga 35°C, dengan kelembapan mencapai 100%. Di wilayah Lampung bagian barat, suhu cenderung lebih rendah, yaitu antara 20° hingga 32°C. (disway/c1/abd)

Tags :
Kategori :

Terkait