EKOSISTEM inklusi keuangan di pedesaan diperlukan untuk mendapatkan ketersediaan akses keuangan di tingkat desa.
Sekretaris Provinsi Lampung Fahrizal Darminto mengatakan salah satu faktor penunjang terwujudnya visi Lampung Berjaya adalah aspek pertumbuhan ekonomi.
Menurut Fahrizal, untuk menumbuhkan ekonomi dengan cepat, pemerintah bersama stakeholder terkait harus membuka akses yang seluas-luasnya kepada pelaku usaha ekonomi.
Terutama akses terhadap pelaku usaha yang terhambat aksesnya seperti di pedesaan yang perlu diperhatikan. “Maka masyarakat pedesaan yang belum mendapat akses dan mengerti harus menjadi perhatian,” terangnya.
BACA JUGA:Basarnas Siagakan Personil di Wisata Pantai saat lIbur Natal dan Tahun baru
Lanjut Fahrizal, berdasarkan hasil survei, Indeks Inklusi keuangan tahun 2022 Lampung menunjukkan angka sebesar 74,81 persen. Sementara untuk Indeks Literasi Keuangan sebesar 41,30 persen.
Angka tersebut memperlihatkan bahwa pemanfaatan produk jasa keuangan oleh masyarakat Lampung belum disertai dengan pemahaman yang memadai.
Untuk itu, Fahrizal berharap penyelarasan upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan dapat meningkatkan perlindungan masyarakat secara finansial sehingga masyarakat yang sadar literasi keuangan atau cerdas secara finansial dapat menghindari risiko produk keuangan.
Sebelumnya, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, Provinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa di pedesaan karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian.
BACA JUGA:Wali Kota Ancam Tutup Perusahaan Batu Bara
“Oleh karena itu untuk mendorong terjadinya pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, kita harus melakukan penguatan yang dimulai dari desa, membangun kekuatan ekonomi masyarakat berbasis pertanian dan wilayah pedesaan yang seimbang dengan wilayah perkotaan. Ini sudah menjadi komitmen sejak awal kepemimpinan saya,” ujarnya.
Menurut Arinal, komitmen tersebut tertuang dalam Misi Kelima Pemprov Lampung yakni membangun kekuatan ekonomi masyarakat berbasis pertanian dan wilayah pedesaan yang seimbang dengan wilayah perkotaan. Hal ini diwujudkan melalui berbagai program seperti Kartu Petani Berjaya, Smart Village atau Desa Cerdas berbasis digital dan lain-lain.
’’Alhamdulillah, ada kemajuan yang dialami oleh desa-desa, saat ini di Provinsi Lampung sudah tidak ada lagi desa berstatus sangat tertinggal. Sebagian besar sudah berkembang maju bahkan mandiri,” ucapnya.
Sejalan dengan upaya mendorong perekonomian Desa, menurut Arinal Djunaidi, diperlukan ekosistem keuangan inklusi di wilayah pedesaan. Hal ini dikarenakan masyarakat desa memerlukan suatu pemahaman tentang sistem keuangan baik dari segi pengelolaan, permodalan atau pengembangan usaha.
BACA JUGA:Pemkab Pesbar Rolling 64 Pejabat, Mulai Dari Kepala Puskesmas Hingga Kepala Sekolah