Stafsus Menteri Agama Paparkan Konsep Ekoteologi dan Kurikulum Cinta di UIN Raden Intan Lampung

Rabu 20 Aug 2025 - 21:23 WIB
Reporter : Agung Budiarto
Editor : Agung Budiarto

BANDARLAMPUNG – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung menggelar pembekalan dan motivasi yang menghadirkan Staf Khusus Menteri Agama (Menag) Bidang Pendidikan, Ormas, dan Moderasi Beragama K.H. Faried F. Saenong, M.A., M.Sc., Ph.D., Rabu (20/8). Acara berlangsung di Ballroom UIN RIL dengan dihadiri pimpinan universitas, dosen, tenaga kependidikan, serta perwakilan organisasi mahasiswa.
Dalam kesempatan itu, Faried yang hadir bersama Sekjen Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) KH Mochammad Taufiqurrahman dan Manajer PKU Masjid Istiqlal Andi Palowongi, mengapresiasi perkembangan UIN Raden Intan Lampung sebagai kampus hijau terbaik.
Ia memaparkan tentang Asta Protas, delapan program unggulan Kementerian Agama, yang salah satunya menekankan pentingnya ekoteologi. Konsep ini mengajarkan keterhubungan manusia dengan alam berdasarkan perspektif agama, sekaligus menumbuhkan kesadaran menjaga bumi dari eksploitasi berlebihan.
“Ekoteologi ini bukan sekadar wacana baru, melainkan gagasan yang sudah lama digodok. Minimal, kita mewariskan bumi dengan kualitas yang sama, bahkan lebih baik, kepada generasi mendatang,” tegas Faried.
Selain ekoteologi, ia juga menyoroti Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang digagas Menag Prof. Nasaruddin Umar. Menurutnya, inti dari Al-Qur’an adalah cinta, sehingga pendidikan Islam harus menumbuhkan kasih sayang, bukan kebencian terhadap perbedaan.
“Kurikulum cinta ini bertujuan menanamkan rasa kasih sayang kepada Tuhan, sesama, lingkungan, ilmu pengetahuan, dan tanah air. Strateginya dengan menyisipkan nilai cinta dalam pembelajaran, menyesuaikan metode mengajar, dan mengevaluasi perubahan sikap siswa,” jelasnya.
Kurikulum tersebut resmi dicanangkan pada 24 Juli 2025 dan diharapkan mampu melahirkan generasi toleran, peduli, dan harmonis.
Faried juga mendorong internasionalisasi PTKIN, termasuk UIN RIL, dengan membuka kelas internasional agar mahasiswa asing dapat menimba ilmu di Lampung. “Indonesia perlu memberi kontribusi global dalam pendidikan Islam. Potensi di Lampung sangat besar, tinggal dimanfaatkan,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor UIN RIL Prof. H. Wan Jamaluddin Z., M.Ag., Ph.D., menyampaikan apresiasi atas kehadiran Stafsus Menag. Ia mengenang momen tahun 2012 saat bersama Faried dan Prof. Nasaruddin Umar berhasil membuka dua prodi doktoral di Pascasarjana IAIN Lampung. Kini, pada 2025, kembali melalui peran Faried, lahir dua fakultas baru, yakni Sains dan Teknologi serta Psikologi Islam.
Rektor menegaskan, UIN RIL tengah menapaki milestone internasionalisasi dengan target menjadi kampus rujukan dunia pada 2035. Saat ini, kampus juga mempersiapkan pendirian Fakultas Kedokteran yang sudah mendapat rekomendasi dari Kemenkes dan KemenPAN-RB.
“Silaturahmi ini menjadi momentum penting bagi perkembangan UIN RIL. Semoga membawa keberkahan bagi sivitas akademika, sebagaimana sebelumnya lahir prodi baru, kini juga fakultas baru,” pungkas Rektor. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait