Penyakit Autoimun Bisa Sebabkan Kematian

Jumat 18 Jul 2025 - 21:42 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Syaiful Mahrum

DOKTER spesialis saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. Ahmad Yanuar Safri, memperingatkan penyakit myasthenia gravis (MG) yang termasuk salah satu penyakit autoimun dapat menyebabkan kematian dan penurunan produktivitas.

 

Karena itu, penanganan penyakit ini membutuhkan pengobatan yang tepat, konsisten, serta terjangkau agar kualitas hidup pengidapnya bisa dipertahankan dengan optimal.

 

Myasthenia gravis (MG) sendiri merupakan penyakit autoimun neuromuskular kronis yang ditandai dengan kelemahan otot yang berfluktuasi. Gejalanya seperti kelopak mata turun, penglihatan ganda, suara sengau, dan kesulitan menelan. Sejumlah gejala ini, sayangnya sering kali dianggap masyarakat awam sebagai kelelahan biasa atau stres.

 

Ahmad Yanuar menjelaskan, selain menyebabkan kematian, penyakit myasthenia gravis dapat menurunkan kualitas hidup seseorang secara drastis.

 

’’Penyakit ini juga menurunkan produktivitas kerja, membatasi aktivitas sosial dan pada akhirnya menimbulkan dampak negatif ekonomi dan sosial bagi pasien dan keluarganya,” jelas Ahmad Yanuar, dikutip dari Antara.

 

Senada dengan Yanuar, dokter spesialis saraf  dr. Zicky Yombana mengatakan selama ini masyarakat masih sering mengabaikan gejala seperti kelopak mata yang turun atau suara sengau secara tiba-tiba. Situasi tersebut diperparah dengan kebiasaan masyarakat saat ini yang kerap mendiagnosis diri sendiri.

 

’’Di era digital ini banyak yang terjebak dalam ‘Dokter Google', mencoba mendiagnosis diri sendiri dan menunda konsultasi medis ke dokter yang padahal krusial,” kata Zicky.

 

Sebagai dokter sekaligus penyintas MG, Zicky menekankan pentingnya diagnosis medis dari dokter spesialis sesegera mungkin. "Saya tahu persis betapa pentingnya diagnosis dini. Jika merasakan kelemahan otot yang kadang hilang timbul, segera berkonsultasi dengan dokter saraf. Ini kunci mencegah komplikasi berbahaya seperti krisis miastenik. Sehingga ada peluang untuk kembali hidup secara produktif,” ungkapnya. (beritasatu.com)

Tags :
Kategori :

Terkait