BERAS premium oplosan tengah menjadi perbincangan publik. Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama menjelaskan jika beras oplosan dikonsumsi dalam jangka panjang dapat membahayakan kesehatan.
Ngabila menyebut beras oplosan dapat berarti beras yang kualitas premium dicampur dengan kualitas yang rendah. Beras impor dengan beras lokal, beras yang sudah mau rusak dengan beras baru, ataupun dicampur dengan beras sintetis.
"Efek jangka panjang atau kronisnya dalam hitungan bulan sampai dengan tahun, bisa kerusakan organ hati dan ginjal sebagai detoksifikasi racun atau zat berbahaya, juga gangguan metabolisme," ujar Ngabila.
Ketika berbicara akut, gejala yang muncul seperti keracunan makanan. Mulai dari mual-muntah, mencret, pusing, reaksi alergi, hingga sakit perut.
"Itu adalah reaksi-reaksi alergi yang mungkin muncul dan juga reaksi keracunan makanan, seperti kita terinfeksi mikroorganisme. Misalnya kita mencret, terus juga misalnya satu rumah kita, ataupun orang sekitar juga mengalami keluhan yang sama," jelas Ngabila.
Jika pada beras terdapat campuran kimia ataupun pewarna tekstil, sehingga ada kandungan-kandungan zat karsinogenik, hal ini dapat memicu kanker.
Lebih lanjut, Ngabila menerangkan pada anak konsumsi beras oplosan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Lantaran anak tidak mendapatkan nutrisi dari beras yang sesungguhnya, seperti zat besi dan vitamin B.