METRO – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Metro evaluasi secara menyeluruh terkait birokrasi dan percepatan pembangunan dalam momen HUT Kota Metro.
Wakil Ketua II DPRD Kota Metro, Abdulhak mengatakan, usia Metro yang sudah menginjak 88 tahun diharapkan dijadikan momentum untuk memperbaiki pembangunan infrastruktur, dan tata kelola pemerintahan.
"Saya melihat, yang harus kita lakukan sekarang adalah pembenahan infrastruktur, pemerintahan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ini penting untuk memicu perkembangan Kota Metro ke depan," kata dia.
Selain itu, dirinya juga menyoroti terkait kedisiplinan aparatur sipil negara (ASN). Ia menilai, disiplin dan tanggung jawab pegawai sangat diperlukan, sebab itu sebagai fondasi utama. "Karena yang paling penting itu adalah disiplin pegawai. Tanpa adanya disiplin aparatur, maka pembangunan tidak akan bergerak. Inilah yang harus menjadi catatan utama dari Pemerintah Kota," ujarnya.
Dikatakannya, di usianya yang ke 88, tentu saja Kota Metro dihadapkan pada tantangan besar. Menurutnya, tantangan internal seperti kualitas ASN yang belum merata, birokrasi yang lamban, dan pembangunan infrastruktur yang tidak merata tetap masih menjadi pekerjaan rumah.
"Kami ingin HUT Metro ini tak hanya sekadar seremoni tahunan saja, tapi menjadi titik balik untuk menuju pemerintahan yang lebih efisien, efektif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Karena Usia 88 bukan saatnya berbangga diri, tetapi saatnya merefleksikan, apakah kita benar-benar sedang membangun kota ini, atau sekadar menjalankan rutinitas," tandasnya.
Sedangkan Wali Kota Metro Bambang Iman Santoso dalam paripurna tersebut mengungkapkan, Kota Metro akan mewujudkan pembangunan berbasis teknologi dan layanan publik unggul, dengan tetap berakar pada budaya dan nilai religius dalam kerangka Visi Pembangunan 2025–2029.
Hal tersebut dikatakan Bambang saat memberikan pidato dalam sidang paripurna di Gedung DPRD Kota Metro, Senin, 9 Juni 2025. “Kota Cerdas berarti digitalisasi birokrasi, efisiensi pelayanan, dan ekosistem ekonomi yang inovatif. Namun, tak boleh melupakan akar budaya dan nilai spiritual,” katanya.
Bambang mengungkapkan, selama ini motor penggerak ekonomi di Kota Metro selalu unggulkan dari sektor jasa seperti pariwisata, kesehatan, perdagangan, dan juga pendidikan.
"Itu dibuktikan dengan Indeks Pembangunan Manusia atau IPM 80,41 dengan status sangat tinggi dan tertinggi di Lampung. Pendapatan Per Kapita sebesar Rp 48,26 juta, serta pertumbuhan ekonomi di angka 4,88 persen. Dan juga inflasi pun berhasil ditekan sampai dengan 1,51 persen," ungkapnya.
Meski begitu, tantangan akan selalu ada, diantaranya tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang meningkat sedikit ke angka 3,71 persen. Bambang mengatakan, menuju usia emasnya di tahun 2037 mendatang, Kota Metro didorong turut mengambil peran yang signifikan dalam visi besar Indonesia Emas 2045.
Oleh karena itu, Bambang pun mengajak seluruh masyarakat Kota Metro untuk bersama-sama membangun kota dengan semangat kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan. “Tentu saja kita tidak boleh merasa puas. Kita butuh etos kerja, keberanian menerima kritik, dan tekad untuk terus belajar. Inilah saatnya untuk Metro naik kelas, bukan hanya menjadi kebanggaan Lampung, tapi juga nasional,” tandasnya.(rur/nca)