LIWA - Bupati Lampung Barat (Lambar) Parosil Mabsus, merespons keresahan masyarakat Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) terkait kabar adanya relokasi warga yang berkebun di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Belakangan ini, konflik antara manusia dan satwa liar seperti harimau serta gajah semakin sering terjadi di wilayah tersebut.
Hal ini memicu kekhawatiran warga yang berkebun di dalam kawasan TNBBS akan dipindahkan.
Parosil memastikan hingga saat ini, belum ada surat resmi dari pihak TNBBS kepada Pemerintah Kabupaten Lampung Barat terkait program relokasi tersebut.
"Saya sudah mengumpulkan Forkopimda, kepala perangkat daerah, dan instansi vertikal lainnya. Selain membahas persiapan menjelang Lebaran dan inflasi harga, kami juga membahas konflik satwa liar serta dampaknya. Ada kekhawatiran konflik ini akan berujung pada pemindahan warga, tapi saya tegaskan, belum ada kebijakan seperti itu," kata Parosil saat kunjungan kerja di Pekon Bumi Hamtatai, Kecamatan BNS, Selasa (11/3).
Bupati dua periode itu menambahkan, dalam pertemuan bersama pihak TNBBS, mereka juga menegaskan belum ada rencana resmi terkait relokasi masyarakat Suoh dan BNS yang berkebun di dalam kawasan taman nasional.
Kepada warga yang berkebun di wilayah tersebut, Parosil mengimbau agar tidak panik. Namun, ia juga mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati dengan tidak bermalam di area yang tergolong rawan konflik satwa liar.
Jika ingin mengurus kebun, sebaiknya dilakukan secara berkelompok demi keamanan.
Lebih lanjut, Parosil menegaskan komitmennya untuk mencari solusi bersama pihak TNBBS guna mengatasi konflik satwa liar ini.
Salah satu upayanya adalah dengan pemetaan wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap gangguan satwa liar.
"Siapapun yang berkebun di wilayah TNBBS tetap akan kita lindungi, kecuali ada aturan baru yang mewajibkan masyarakat untuk meninggalkan kawasan tersebut. Jika itu terjadi, tentu harus ada kebijakan yang jelas dan warga juga harus mengikuti imbauan dari aparat keamanan maupun pemerintah daerah," tambahnya.
Selain itu, Parosil juga mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan dengan tidak menebang pohon secara sembarangan.
Justru, katanya, masyarakat perlu aktif menanam pohon agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga dan satwa liar tidak merasa terusik.
"Kita harus bersama-sama menjaga kelestarian hutan, karena jika habitat satwa terganggu, maka konflik seperti ini akan terus terjadi," pungkasnya.(nop/rlmg/nca)