Tagar Kabur Aja Dulu dan Indonesia Gelap, Ungkapan Pesimistis atas Kondisi Negeri

Kamis 27 Feb 2025 - 20:29 WIB
Editor : Yuda Pranata

Oleh: Yayan Sakti Suryandaru*

TAGAR Kabur Aja Dulu dan Indonesia Gelap tengah viral saat ini. Ada nada kekecewaan dan pesimistis dalam melihat kondisi negara ini. Rasanya ingin mencari penghidupan yang lebih baik ke luar negeri.  

Hal tersebut berbarengan dengan banyaknya kebijakan kontroversial Prabowo-Gibran. Mulai efisiensi anggaran hingga Danantara. Semua sektor terimbas akibat kebijakan itu. Elemen mahasiswa seluruh daerah berdemonstrasi menuntut pencabutan kebijakan tersebut. 

Namun, ada pola komunikasi yang patut ditiru yang dilakukan Mensesneg Prasetyo Hadi. Ia menemui para demonstran di Patung Kuda, Jakarta. Intinya, pemerintah menyanggupi semua tuntutan mahasiswa. 

Tidak ada penggebukan, semprotan water cannon, atau lemparan gas air mata dari aparat. Asap ban yang dibawa para demonstran dijawab dengan sebuah dialog. Sebuah contoh cara menghadapi demonstran yang simpatik. 

Kita perlu mencontoh apa yang dilakukan pemerintah RI. Kedua tagar itu dijawab pemerintah tanpa nada emosional, tetapi lebih memberikan pertimbangan kepada netizen dan masyarakat. Pemerintah memberikan berbagai keterampilan sebelum berangkat ke luar negeri. 

BACA JUGA:Sambut Ramadan, Dompet Dhuafa Lampung Ajak Kolaborasi dan Perkuat Kebermanfaatan Zakat

Pengetahuan bahasa asing dan keterampilan yang spesifik dapat diakses lewat berbagai dinas tenaga kerja di berbagai daerah. Bahkan, beberapa persyaratan administratif diinformasikan sedetail-detailnya. 

Semua itu dilakukan dalam rangka agar mereka tidak kebingungan di negeri orang. Terutama bermasalah secara hukum administratif. Secara tidak langsung, negara membiarkan tagar itu berlangsung, tetapi lebih mempersiapkan bagaimana hal tersebut betul-betul terjadi. 

NASIONALISME SEMPIT? 

Banyak yang mempertanyakan jiwa nasionalisme anak muda yang mengusulkan dan memopulerkan hashtag itu. Ada yang beranggapan bahwa kadar nasionalisme mereka sangat kurang. 

Di saat negara sedang kacau atau pemerintahan sedang membangun negara, mereka malah kabur ke luar negeri. Dalam kondisi apa pun, seharusnya mereka tetap mencintai negerinya.

BACA JUGA:Mendes Yandri Susanto Bantah Terlibat dalam Pilkada Banten 2024 untuk Menangkan Istri

Justru mereka harus berpikir bagaimana caranya memperbaiki kondisi dan kesejahteraan negara. Bukan malah lari tunggang langgang.

Namun, sinyalemen atau pernyataan itu dibantah pemuda. Bagi mereka, di mana pun keberadaannya, jiwa nasionalisme mereka tetap kukuh. 

Tags :
Kategori :

Terkait