Insentif Disiapkan untuk Dongkrak Kinerja Industri Otomotif Indonesia

Rabu 22 Jan 2025 - 23:00 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Syaiful Mahrum

“Dukungan insentif dapat meningkatkan pertumbuhan industri kendaraan bermotor yang terlihat pada peningkatan penjualan. Ini akan menggairahkan industri komponen, industri perbankan, hingga lembaga pembiayaan,” jelas Kukuh.

 

Gaikindo, kata Kukuh, meminta semua kendaraan berteknologi elektrifikasi (xEV), meliputi HEV, PHEV, dan BEV diberi kesempatan untuk mendapatkan insentif sesuai dengan kontribusi dalam penurunan emisi karbon dioksida (CO2) dan bahan bakar minyak (BBM).

 

“Meningkatnya perkembangan pasar xEV dapat memberikan dampak pada pendalaman industri untuk xEV juga potensi peningkatan ekspor xEV,” imbuhnya.

 

Sementara pengamat otomotif LPEM Universitas Indonesia, Riyanto, menyatakan bahwa pasar mobil membutuhkan intervensi cepat karena kondisi semakin berat.

 

Perbaikan fundamental berupa penguatan daya beli dan akselerasi pertumbuhan ekonomi merupakan solusi jangka panjang. Berdasarkan hitungan LPEM Universitas Indonesia, pemberian insentif bakal berdampak positif terhadap ekonomi.

 

Kontribusi industri mobil baik langsung dan tidak langsung terhadap produk domestik bruto (PDB) akan mencapai Rp177 triliun dengan tarif PPnBM 10 persen. Lalu Rp181 triliun dengan PPnBM 7,5 persen, Rp185 triliun PPnBM 5 persen, dan Rp194 triliun dengan PPnBM 0 persen dibandingkan skema business as usual Rp168 triliun.

 

Selain itu, akan ada tambahan tenaga kerja otomotif sebanyak 7.740 orang dengan PPnBM 10 persen, lalu 11.611 orang (7,5 persen) 15.481 orang (5 persen), dan 23.221 orang (0 persen). 

 

Riyanto juga mengusulkan PPnBM mobil murah tahun ini bisa dikembalikan ke 0 persen dari saat ini 3 persen. “Insentif PPnBM untuk mobil pertama layak dipertimbangkan, bersama lokalisasi, ekspor, dan litbang karena bakal berimbas positif terhadap industri otomotif,” ungkapnya. (jpc/c1)

 

Tags :
Kategori :

Terkait