Jika memiliki tanaman hias aglaonema, ada beberapa tips agar tanaman tersebut kian rimbun. Bahkan terbilang mudah dan dapat dilakukan siapa saja. Misal, penyiraman tak boleh terlalu sering. Pemilihan media tanam juga harus tepat.
AGLAONEMA menjadi salah satu tanaman hias yang paling diminati banyak orang. Bahkan, terbilang lumrah dijumpai di pekarangan rumah. Namun, terkadang kita sekadar memiliki, tapi tak mengerti teknik perawatan yang benar. Padahal, tanaman yang lebih dikenal dengan julukan Sri Rezeki itu dapat semakin rimbun dan tumbuh subur.
Tessa Octavia, seorang penghobi tanaman asal Surabaya, berbagi tips agar aglaonema dapat tumbuh dengan sempurna dan kian cantik. Pertama, pemilihan media tanam yang tepat menjadi faktor paling utama. Dia merekomendasikan penggunaan media tanam campuran. Di antaranya, sekam, perlite, dan pasir malang. Baik meracik komposisi sendiri maupun beli yang sudah jadi, itu tak menjadi masalah. ’’Komposisi menyesuaikan kondisi cuaca di setiap daerah, apakah dataran tinggi yang cenderung dingin atau dataran rendah,” ujarnya kepada Jawa Pos saat berkunjung beberapa waktu lalu.
Aglaonema yang rimbun dapat diamati dari banyaknya anakan batang yang tumbuh. Nanti setiap batang dapat menghasilkan jumlah daun yang tak sama. Tessa mencontohkan, aglaonema pada pot berukuran 20 sentimeter setidaknya dapat memiliki tiga batang. Karena itu, pemilihan ukuran pot harus sebanding dengan ukuran tanaman. Tak jarang, orang memilih ukuran pot terlalu besar atau kecil. ’’Kalau pot tak memadai, pertumbuhan kurang maksimal. Kalau terlalu besar, dikhawatirkan busuk karena media tanam terlalu banyak air,” jelas dia.
Perempuan 28 tahun itu pun mengungkapkan, setiap jenis aglaonema memiliki karakteristik rimbun yang berbeda. Ada yang rimbun melebar seperti red anjamani, red king, dan pink catrina. Tapi, ada pula yang arah rimbunnya menjulang ke atas. Lalu, mana yang lebih baik dan indah? Bagi dia, itu menyesuaikan dengan keinginan setiap penghobi. ’’Masing-masing punya daya tarik tersendiri,” ucapnya.
Tessa mengungkapkan, banyak orang yang terlalu sering menyiram aglaonema. Padahal, itu dapat membuat tumbuh kembang tanaman kurang maksimal. Setidaknya, penyiraman hanya perlu dilakukan sekali dalam satu pekan. Cara paling mudah adalah dengan melihat apakah media tanam sudah kering atau masih basah. ”Bisa di-spray merata atau di media tanam, asalkan jangan sampai menggenang,” papar dia.
Tak hanya itu, aglaonema juga harus berada di tempat yang teduh. Tujuannya, mencegah daun tanaman terbakar akibat paparan matahari langsung. Untuk penempatan tanaman, setidaknya ada sirkulasi udara dan tak boleh terlalu dingin. Sebab, aglaonema perlu tingkat kelembapan yang tepat. Jika terlalu dingin, akar akan membusuk. Jika terlalu panas, jadi tampak kurang sehat pada bagian daun. ’’Apalagi menjelang musim hujan, jangan sering terkena hujan kalau nggak mau rusak,” tutur pemilik La Plante itu.
Alumnus Universitas Widya Kartika Surabaya itu berbagi tips perawatan lain. Yakni, pemupukan dilakukan rutin tiga bulan sekali. Dia lebih menyarankan menggunakan pupuk slow release agar tak repot. Serta membuat media tanam tak terlalu panas jika dibandingkan pupuk lain. Itu bertujuan untuk mencukupi kebutuhan unsur hara yang terkadang sudah habis di setiap pot. ’’Bisa juga menyemprotkan nutrisi tambahan seperti vitamin B1,” kata dia.
Terkadang, ada beberapa tips yang terbilang nyeleneh. Misal, menyiram menggunakan air cucian beras. Dia pun pernah mencoba dan berhasil. Hanya, timbul permasalahan baru, yaitu tanaman memiliki bau kurang sedap. Ada pula teknik memperbanyak aglaonema dengan memotong daun dan meletakkan pada media tanam baru. ’’Tapi, teknik itu enggak berhasil di saya, cari yang aman- aman saja,” jelas Tessa.
Ada pula beberapa tips opsional yang dia berikan. Contoh, insektisida hanya digunakan jika ada serangan hama atau kutu. Sehingga, tak perlu rutin diberikan pada tanaman. Selain itu, penghobi dapat memberikan pengilap daun agar aglaonema terlihat terawat dan tak kusam. Menurut dia, tren tanaman itu saat ini sudah tak setinggi saat pandemi yang harga jualnya bisa fantastis. ’’Semakin langka jenis semakin mahal,” ungkapnya. (jp/nca)