Petugas menyeberangi sungai sebagai bagian dari perjalanan distribusi logistik Pilkada. Menjelang hari pemungutan suara, KPU Lampung berkomitmen untuk memastikan seluruh logistik Pilkada, termasuk surat suara dan peralatan lainnya, tiba di desa-desa terpencil seperti Way Haru. Meskipun menghadapi banyak tantangan, upaya ini dilakukan untuk memastikan hak demokrasi warga terpenuhi.
Dengan semangat dan kerja keras, pendistribusian dilakukan menggunakan kendaraan roda dua (ojek motor), bahkan beberapa petugas harus berjalan kaki untuk memastikan logistik sampai di tujuan. Ini menjadi simbol perjuangan bersama demi suksesnya Pilkada 2024.
Kondisi jalan yang buruk berdampak langsung pada harga bahan pokok dan kebutuhan lainnya. Harga bahan bakar seperti bensin, misalnya, mengalami kenaikan signifikan. Masyarakat desa harus membayar lebih mahal karena distribusi barang membutuhkan usaha ekstra. Biaya ojek untuk menuju desa ini bahkan mencapai Rp500.000 untuk perjalanan pulang-pergi, menjadikannya beban tambahan bagi masyarakat yang hidup dalam kondisi serba terbatas.
Menjelang hari pemungutan suara Pilkada 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung berupaya memastikan kelancaran distribusi logistik ke daerah-daerah terisolasi. Desa Way Haru, yang termasuk dalam kategori wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), menjadi perhatian khusus. Logistik Pilkada, termasuk surat suara dan peralatan pemilu lainnya, diangkut menggunakan sepeda motor (ojek) untuk menjangkau desa tersebut.
Distribusi logistik ke wilayah ini menjadi tantangan tersendiri karena medan yang sulit. Namun, langkah ini dilakukan untuk memastikan setiap warga, tanpa terkecuali, dapat berpartisipasi dalam pesta demokrasi. KPU Lampung bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengatasi hambatan yang ada demi terselenggaranya pemilu yang aman, damai, dan sukses.
Masyarakat Desa Way Haru telah lama berharap adanya akses jalan yang layak. Mereka menyadari bahwa keterisoliran desa tidak hanya membuat kehidupan sehari-hari menjadi sulit, tetapi juga menghalangi mereka dari berbagai peluang untuk berkembang. Hingga saat ini, kondisi tersebut masih menjadi pekerjaan besar bagi pemerintah untuk menjamin pemerataan pembangunan, khususnya di wilayah-wilayah terpencil seperti Way Haru.
Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung, Hermansyah mengatakan, hari pertama pendistribusian logistic, dilakukan di empat desa yang masih terisolasi yakni Desa Way Haru, Bandar Dalam, Way Tiyas dan Siring Gading yang berada di wilayah Kecamatan Bengkunat.
”Kami menggunakan puluhan ojek motor yang sudah dimodifikasi karena akses yang sulit untuk membawa kotak suara dan logistik agar bisa sampai di empat desa itu,” ungkap Hermansyah.
Menurutnya, dari empat desa yang terisolisasi di Kecamatan Bengkunat itu, terdapat 11 TPS dengan jumlah mata pilih kurang lebih 6.000 pemilih.Sehingga, dirinya mengirim 11 kotak gubernur, 11 kotak Bupati, 44 bilik suara dan 11 kantong plastik berisi ATK lainnya.
”Proses distribusi tidak hanya mencakup pengiriman barang tetapi juga melibatkan pengawalan ketat dari aparat keamanan untuk memastikan kelancaran dan keamanan,” ucapnya.
Dirinya menyebut, akses jalan di wilayah setempat masih berupa tanah dan saat ini dalam kondisi musim hujan. Maka itu, satu-satunya transportasi yang memungkinkan untuk mengangkut logistik pemilu ke daerah itu.
”Untuk mengantisipasi logistik pemilu itu terkena basah atau air hujan saat di perjalanan, semuanya dibungkus rapi dengan plastik dua lapis. Pengiriman logistik ini telah dibahas ke stakeholder terkait, termasuk pengamanan pengiriman ke daerah terisolir Way Haru,” katanya. (yud)