Ini Penyebab Makanan Pedas Banyak Digemari

Jumat 15 Nov 2024 - 22:27 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Syaiful Mahrum

Mungkin orang-orang semakin tertarik pada makanan pedas karena manfaatnya bagi kesehatan. Sebuah jurnal yang diterbitkan pada tahun 1999 menjawab pertanyaan tersebut dalam jurnal yang berjudul Darwinian Gastronomy: Why We Use Spices: Spices Taste Good because They are Good for Us. Ternyata, ada beberapa manfaat kesehatan dari makanan pedas. Di antaranya:

Pertama, sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional Tiongkok menemukan bahwa jika Anda mengonsumsi makanan pedas setiap hari selama enam atau tujuh hari per minggu, angka kematian Anda turun hingga 14 persen.

Kedua, data dari penelitian di seluruh dunia menunjukkan bahwa rempah-rempah dapat meningkatkan laju metabolisme Anda sekaligus mengurangi nafsu makan Anda.

Ketiga, makanan pedas dapat melawan inflasi, mengurangi gas dalam usus, menyembuhkan diare, dan bertindak sebagai obat alami untuk kram. Oh, dan bahkan dapat membantu melawan sel kanker.

Keempat, makanan pedas berpotensi menyehatkan jantung dengan melebarkan pembuluh darah untuk memperlancar aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah. Kelima, makanan pedas dapat meredakan migrain.

 

Makanan Pedas Membuat Kecanduan

Bukan rahasia lagi bahwa rasa pedas dapat menyebabkan kelenjar pituitari dan hipotalamus melepaskan endorfin. Zat kimia pemicu rasa bahagia ini memberi Anda perasaan senang seketika, yang tentu saja dapat membuat ketagihan.

Mungkin orang mendambakan rasa pedas pada makanan sama seperti mereka mendambakan sesuatu yang manis atau asin.

Atau mungkin mereka mencari cara untuk melarikan diri dari masalah sesaat, dan tingkat kecemasan serta depresi yang terus meningkat.

Mereka yang suka akan candu dari rasa pedas biasanya merasakan sesuatu pada rangsangan berlebihan yang intens.

Hal tersebut merupakan serbuan rangsangan seperti di era ponsel pintar sebenarnya yang menumpulkan indra kita, sehingga tidak lagi memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap rasa pedas.

Hal ini sesuai dengan temuan dari publikasi tahun 1980 berjudul The Nature and Acquisition of A Preference for Chili Pepper by Humans. Studi yang dilakukan menyatakan bahwa makan makanan pedas adalah cara bermain-main dengan bahaya, mirip dengan terjun payung atau menaiki roller coaster.

Meskipun kita memahami, secara intelektual, bahwa kita tidak selalu dalam bahaya nyata, tubuh kita tidak membedakannya. ’’Efek fisiologis dari berada dalam bahaya dan/atau terbakar, seperti dorongan yang dihasilkan oleh adrenalin atau sensasi senang yang dihasilkan oleh pelepasan endorfin dalam sistem kita, masih nyata,” seperti dikutip pada Rozin Shiller. (jpc)

 

Tags :
Kategori :

Terkait