Cuaca Ekstrem Hantam Rumah dan Kapal Nelayan

Minggu 29 Sep 2024 - 21:04 WIB
Reporter : Tim Redaksi
Editor : Yuda Pranata

Sebelumnya diberitakan, Cuaca ekstrem yang akhir-akhir ini terjadi di Bandarlampung, ternyata Kota Tapis Berseri masuk urutan ke-4 kota terpanas se-Asia Tenggara.

Berdasarkan laporan dari Climate Central, kondisi cuaca ekstrem di Asia Tenggara, empat kota di Indonesia tercatat sebagai wilayah dengan suhu tertinggi.

Kota-kota itu yakni Makassar, Sumedang, Bandarlampung, dan Palembang, yang mengalami suhu panas ekstrem selama periode Juni–Agustus 2024.

Berdasarkan laporan yang dirilis, Makassar mencatatkan rekor tertinggi dengan 91 hari cuaca panas. Selanjutnya, Sumedang dengan 85 hari; Davao, Filipina, dengan 83 hari; Bandarlampung dengan 81 hari; dan Palembang juga dengan 81 hari suhu ekstrem.

Wakil Presiden Bidang Sains di Climate Central, Andrew Pershing, menjelaskan suhu ekstrem ini dipengaruhi perubahan iklim yang berpotensi membahayakan miliaran orang di seluruh dunia.

’’Jadi, suhu tinggi yang diakibatkan oleh perubahan iklim ini dapat membahayakan kesehatan miliaran orang dalam tiga bulan terakhir. Tidak ada tempat yang sepenuhnya aman dari ancaman ini," katanya.

Menurutnya, Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar di Asia Tenggara menghadapi dampak yang cukup signifikan. Di mana ada sekitar 128 juta penduduk Indonesia terpapar suhu ekstrem yang mencapai CSI 5 selama lebih dari 60 hari.

CSI (Climate Shift Index) ini digunakan oleh Climate Central untuk mengukur pengaruh perubahan iklim terhadap suhu, memberikan gambaran rinci hingga tingkat lokal.

Selain Indonesia, negara-negara seperti Filipina, Singapura, dan Vietnam juga merasakan dampak suhu panas yang mengkhawatirkan, yang dapat meningkatkan risiko kesehatan.

Di Thailand dan Indonesia, lebih dari dua per tiga populasinya mengalami paparan suhu berbahaya selama beberapa pekan terakhir. 

Sementara, Sejumlah dampak cuaca ekstrim mulai tampak terlihat diantaranya angin  Puting beliung  ýang menerpa 20 rumah di dua  kelurahan sekaligus, di wilayah Bumi Agung, Kalinda, Lampung Selatan.

Dari data BPBD Lampung sendiri, angin puting beliung menerjang Desa Bumi Agung, Kalianda Lampung Selatan pada Selasa, 10 September 2024.

Walaupun tidak ada korban, angin puting beliung berhasil memporak-porandakan atap  rumah dari  20 warga yang ada di dua kelurahan, dan satu rumah lainnya di wilayah Negeri Katon, Pesawaran.

Kasi data dan informasi BMKG Lampung Rudy Haryanto Menanggapi cuaca ekstrim ýang diawali hujan lebat disertai angin kencang dan kilatan petir itu disebabkan karena adanya gelombang rosby ýang aktif.

"Jadi, Gelombang Rossby Ekuator terbentuk ketika udara kutub bergerak ke arah khatulistiwa, sementara udara tropis bergerak ke arah kutub. Akibat perbedaan temperatur antara khatulistiwa dan kutub karena perbedaan jumlah radiasi matahari yang diterima, panas cenderung mengalir dari lintang rendah ke lintang tinggi," katanya, Rabu, 11 September 2024.

Lebih lanjut kata Rudy, Gelombang Rossby ini membantu memindahkan panas dari daerah tropis ke kutub dan udara dingin ke daerah tropis dalam upaya mengembalikan keseimbangan atmosfer. 

Tags :
Kategori :

Terkait