Memaknai Data dalam Pertarungan Pilkada

Sabtu 28 Sep 2024 - 21:49 WIB
Reporter : Yuda Pranata
Editor : Yuda Pranata

Di sini pemegang hak suara harus jeli membaca program-program yang ditawarkan cakada.

Membaca data juga harus bersifat holistik. Ketika dihadapkan pada persoalan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), misalnya, penanganan tidak bisa hanya berdasar rumusan formula penghitungan. Salah satu komponen pembentuk IPM adalah indeks kesehatan yang diukur dari umur harapan hidup (UHH). Indikator UHH diperoleh dari angka kematian bayi.

Menurut Joesari Hasbullah dalam Tangguh dalam Statistik (2012), peningkatan UHH tidak boleh serta-merta hanya lewat pemberian vitamin kepada bayi dengan maksud mengurangi angka kematian, tetapi juga secara holistik, yaitu perbaikan sarana dan prasana kesehatan hingga pelosok.

Literasi Data bagi Masyarakat

BACA JUGA:Pastikan Logistik KPU Lampung Utara Aman, Kapolres dan Dandim Cek Gudang

Tidak bisa dinafikan, masih banyak masyarakat kita yang buta tentang data. Berdasar Statistik Kesejahteraan Rakyat 2023 (BPS Jawa Timur), penduduk terbanyak berusia 15 tahun ke atas adalah lulusan SD sederajat (sekitar 26 persen), SMP sederajat (22 persen), dan SMA sederajat (21 persen) yang notabene memiliki pengetahuan yang sangat terbatas soal data. 

Dengan kondisi itu, banyak pemilih yang terjebak dalam strategi serangan fajar atau bantuan sesaat menjelang pemungutan suara. Mereka tidak tahu banyak tentang visi dan misi cakada yang dipilih. Pilihan mereka lebih ditentukan oleh besarnya bantuan yang diterima. Karena itu, biaya politik di Indonesia sangat mahal.

Kenyataan buta data tersebut bisa dieliminasi dengan meningkatkan literasi data statistik di level pendidikan dasar. Selama ini, pendidikan statistik pada level pendidikan dasar hanya berkutat pada statistik sederhana yang cenderung ke arah cara penghitungan belaka. Padahal, dalam memilih cakada, idealnya masyarakat memilih cakada yang smart dan visioner. Semua itu bisa dilihat dari track record kemampuan cakada dalam menyajikan data.

Memang, popularitas cakada merupakan salah satu daya tarik bagi pemilih. Namun, penguasaan data yang baik akan menjadi penyempurna bahwa cakada itu patut dipilih. Selamat Hari Statistik Nasional, 26 September 2024. (*)

 

*) MOCHAMAD SONHAJI, Kepala BPS Kabupaten Lumajang

Tags :
Kategori :

Terkait