Diprediksi Hilang 36 Tahun Lagi, Bahasa Lampung Menolak Punah
--
BANDARLAMPUNG – Masyarakat Lampung wajib risau. Pasalnya, bahasa daerah Lampung kini terancam punah. Bahasa Lampung bahkan diprediksi punah dalam kurun 36 tahun ke depan.
Hal mengejutkan ini disampaikan oleh Ketua Komunitas Berkat Yakin (Kober) Alexander G.B.
Menurutnya, indikasi kepunahan itu terlihat jelas. Salah satunya semakin jarang generasi muda yang menggunakan bahasa Lampung. Baik itu di ruang publik, saat berinteraksi dengan tetangga, dan bahkan dalam lingkup keluarga sendiri.
’’Semakin bahasa Lampung jarang digunakan, indikasi kepunahan itu semakin terlihat,” katanya.
BACA JUGA:Pemkab Lamsel Masih Sangat Tergantung, 84,49 Persen Pendapatan dari Transfer Pusat
Terlebih, sambungnya, bagi generasi muda yang berada di perkotaan seperti Kota Bandarlampung. Di wilayah perkotaan, mayoritas warga menggunakan bahasa Indonesia sebagai perantara berinteraksi dengan orang lain.
’’Sekarang ini kan Bahasa Lampung masih banyak dipakai di kampung-kampung, sehingga masih bertahan. Itu pun sudah semakin sedikit,” sesalnya.
Alex menyampaikan, indikasi kepunahan bahasa Lampung sebenarnya sudah lama dikemukakan oleh Profesor Sosiolinguistik dari Universitas Indonesia bernama Asim Gunarwan. “Waktu itu tahun 1994, menurut riset terancam punah 75 tahun lagi,” jelasnya.
Indikasi lain, sambung Alex -sapaan akrab Alexander GB adalah dari pernikahan antara suku Lampung dengan suku lainnya. Ketika pasangan berbeda suku ini memiliki anak, maka justru bahasa Indonesia yang digunakan dalam berinteraksi sehari-hari. “Jadi nggak ada pewarisan bahasa,” ucapnya.
BACA JUGA:Iyay Mirza Beri Sinyal Koalisi PDIP di Pilgub, PKB Lampung Siap Dukung Penuh
Alex menjelaskan, seorang ibu memegang peranan penting dalam lingkup keluarga untuk mewariskan bahasa Lampung kepada anak sebagai generasi penerus.
Faktor lain, lanjut Alex, adanya urbanisasi warga dari desa ke kota. Kemudian adanya transmigrasi yang banyak membawa masyarakat suku lain ke daerah Lampung.
“Dari 9 juta lebih penduduk di Provinsi Lampung, menurut data sensus hanya sekitar 13 persen yang asli Lampung,” bebernya.
“Dari 13 persen itu kan belum tentu pakai Bahasa Lampung semua. Nggak 100 persen kan pakai bahasa Lampung semua?” cetusnya.