Pasien Batal Operasi akibat Pelayanan Buruk, RSUDAM Minta Maaf

TINJAU RUANGAN: Anggota Komisi V DPRD Lampung Deni Ribowo didampingi Wakil Direktur RSUDAM dr. Imam Ghozali dan jajaran meninjau ruang Mawar. -FOTO PRIMA IMANSYAH PERMANA -

BANDARLAMPUNG – Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) tengah mendapat sorotan. Seorang pasien berinisial DR (41) terpaksa batal menjalani operasi akibat pelayanan buruk rumah sakit pelat merah tersebut.

Suami pasien Tulus (42) mengungkapkan keluh kesahnya kepada awak media. Warga Telukbetung, Bandarlampung, ini mengaku dibuat kerepotan oleh pihak rumah sakit lantaran harus mengurus segala sesuatunya sendiri.

Mulai upaya mencari ruang perawatan sampai menyediakan seprai, semua harus dilakukannya sendiri. Tulus yang merupakan anggota TNI-AL itu menceritakan, masalah bermula ketika istrinya mendapat rujukan dari dr. Henky Prabowo ke RSUDAM untuk menjalani operasi.

Mereka kemudian datang ke RSUDAM pada Minggu (7/7) sekitar pukul 15.05 WIB. Dari awal kedatangan, mereka sudah mendapat pelayanan kurang baik. ’’Dari awal itu, kami sudah kesulitan cari ruang rawat inap,” katanya.

BACA JUGA:BPKP Lampung Sambangi Kejari Lamsel

Tulus menambahkan kala itu tidak ada kamar kosong tersedia. Pihak rumah sakit menyatakan semua kamar terisi. Seorang perawat akhirnya meminta Tulus untuk turun dari kelas II ke kelas III.

Saat proses itu terjadi, istri Tulus masih menunggu di ruang pendaftaran tanpa mendapat penanganan. Baru beberapa saat kemudian, istrinya ditempatkan di ruang instalasi gawat darurat (IGD).

’’Itu terus usaha nyari kamar sampai jam 10-an malam baru dapat,” ungkapnya.

Tulus mengaku baru bisa mendapatkan kamar setelah bersikeras meyakinkan pihak rumah sakit bahwa istrinya sangat membutuhkan ruangan untuk beristirahat. ’’Barulah dikasih kamar di ruang Mawar sama rumah sakit,” ujarnya.

Namun, kekecewaan terhadap pelayanan RSUDAM ternyata belum berhenti sampai di situ. Sesampainya di kamar, Tulus dan istri kembali mendapat pengalaman kurang menyenangkan.

BACA JUGA:Berhasil Sulap 1.182 Ha Lahan Tidur Jadi Produktif, TNI-AL Lampung Dapat Apresiasi dari Mentan Amran

Penyebabnya adalah tempat tidur yang akan ditempati istrinya sebagai pasien dinilainya tidak layak. Tulus mendapati tempat tidur dalam keadaan kotor. Bahkan ada sejumlah bercak berwarna hitam di sana. Ditambah lagi, tempat tidur juga tidak dilapisi seprai. ’’Saya akhirnya mencoba minta seprai ke perawat saat itu,” katanya.

Nahas, bukannya melayani, perawat tersebut malah meminta Tulus mengambil seprai dari rumah. ’’Saya disuruh cari seprai sendiri, disuruh pulang ambil di rumah. Katanya seprai sudah habis,” kenang Tulus.

Masalah ini membuat kekecewaan Tulus dan keluarga memuncak. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk membatalkan operasi hernia istrinya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan