Emas Perhiasan Alami Inflasi Selama 15 Bulan Terakhir
PERHIASAN EMAS: Pemilik toko emas menata perhiasan emas miliknya di salah satu Toko Emas Cikini, Jakarta,-FOTODERY RIDWANSAH/ JAWAPOS.COM -
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat emas perhiasan menjadi komoditas penyumbang inflasi selama 15 bulan berturut-turut sejak September 2023 hingga November 2024. Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan pada November 2024 emas perhiasan mengalami inflasi 2,87 persen dan memberikan andil inflasi 0,04 persen.
Amalia juga mengebut bahwa emas perhiasan termasuk dalam kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang merupakan kelompok kedua penyumbang utama inflasi dalam bulan November 2024. "Tingkat inflasi kelompok ini pada November 2024 adalah sebesar 0,65 persen utamanya didorong oleh emas perhiasan," kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (1/12).
Lebih lanjut, Amalia dalam memaparkan bahwa dalam 15 bulan terakhir emas perhiasan mengalami inflasi tertinggi pada April 2024 hingga 7,4 persen secara bulanan (mtm). Sementara pada September 2024 tercatat mengalami inflasi terendah sebesar 0,36 persen. Adapun emas perhiasan tercatat deflasi pada Agustus 2023 sebesar 0,3 persen. "Komoditas emas perhiasan terus mengalami inflasi selama 15 bulan terakhir," ungkapnya.
BACA JUGA:Targetkan Pengurangan Kemiskinan 0% hingga 2026
Salah satu emas yang tercatat naik adalah emas batangan yang dirilis oleh PT Antam. Mengutip laman resmi emas Antam saja, pada 29 September 2024 harga emas Antam per gram dibanderol Rp1.461.000. Adapun harga buyback emas Antam pada saat itu berada di level Rp1.301.000 per gram.
Sementara pada 2 Desember 2024, emas Antam dibanderol sebesar Rp1.509.000 per gram. Harga tersebut tercatat turun tipis Rp5.000 dari perdagangan Sabtu, 30 November 2024 sebesar Rp1.514.000 per gram. (jpc/c1)