Cuaca Ekstrem, Nelayan Congkel di Bandar Lampung Takut Melaut

Sejumlah bagan nelayan di pesisir Teluk Betung Timur tampak rusak akibat diterjang angin kencang.-FOTO DOK RLMG -

BANDAR LAMPUNG – Cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi melanda perairan pesisir Bandar Lampung dalam sepekan terakhir. Kondisi ini membuat para nelayan, khususnya nelayan congkel, was-was dan memilih tidak melaut demi keselamatan.

Fenomena ini terlihat di kawasan pesisir Teluk Betung, Senin (20/6) siang. Para nelayan di Kampung Nelayan, Teluk Betung Timur, mengeluhkan cuaca buruk yang merusak banyak bagan milik mereka. Angin kencang dan ombak besar mengakibatkan kerusakan pada bagan-bagan congkel milik para nelayan setempat

BACA JUGA:Israel-Iran Memanas, SBY Sebut 5 Figur Penentu Masa Depan Dunia

“Kami memilih berhenti melaut dulu, takut cuaca tiba-tiba berubah,” kata Aco Tile, salah satu nahkoda kapal bagan congkel di kawasan tersebut.

Menurutnya, musim pancaroba yang masih berlangsung disertai hujan deras dan angin kencang sangat berdampak terhadap penghasilan mereka. Selain faktor keselamatan, kerusakan pada bagan membuat aktivitas melaut semakin sulit dilakukan.

Pantauan di lokasi, sejumlah kapal dan bagan nelayan tampak tersandar di pesisir Teluk Betung Timur, menunggu cuaca kembali bersahabat.

Sebelumnya juga Cuaca ekstrem yang melanda wilayah perairan barat Lampung, khususnya di Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) menjadi perhatian serius pemerintah daerah.

Dinas Perikanan setempat mengimbau seluruh nelayan agar lebih berhati-hati dan tidak memaksakan diri untuk melaut.

Imbauan itu disampaikan menyusul peringatan resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Lampung yang memperkirakan potensi gelombang tinggi dan angin kencang akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.

Kepala Dinas Perikanan Pesbar, Armen Qodar mengatakan, berdasarkan data dari BMKG, tinggi gelombang laut di wilayah perairan barat Lampung diperkirakan mencapai antara 2,5 hingga 4 meter. Kondisi tersebut diprediksi terjadi sejak Rabu, 18 Juni 2025 hingga Sabtu, 21 Juni 2025.

“Selain gelombang tinggi, kecepatan angin juga tergolong cukup ekstrem, sehingga menambah potensi bahaya bagi aktivitas pelayaran, khususnya perahu-perahu nelayan tradisional,” kata Armen Qodar, Rabu (18/6).

Dijelaskannya, kondisi laut saat ini sangat tidak bersahabat. Karena itu, keselamatan harus menjadi prioritas utama para nelayan.

Dalam kondisi seperti ini, risiko kecelakaan laut sangat tinggi, terlebih bagi nelayan yang hanya mengandalkan perahu kecil tanpa perlengkapan pelindung yang memadai.

“Cuaca di perairan Pesbar saat ini memang masih cukup ekstrem. Selain gelombang laut yang tinggi, kondisi angin juga cukup kencang dan bisa datang tiba-tiba. Ini sangat berbahaya bagi para nelayan yang tetap nekat melaut,” ujarnya.

Tag
Share